Pemenuhan Nafkah Anak Dari Perkawinan Tidak Tercatat Beda Warga Negara Menurut Imam Syafi’i (Studi Kasus Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tuapang, Kabupaten Langkat)

Pratiwi, Nike (2020) Pemenuhan Nafkah Anak Dari Perkawinan Tidak Tercatat Beda Warga Negara Menurut Imam Syafi’i (Studi Kasus Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tuapang, Kabupaten Langkat). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

[img]
Preview
Text
Cover Skripsi.pdf

Download (665kB) | Preview

Abstract

Adanya sikap seorang ayah terhadap anaknya ketika seorang suami yang sudah bercerai dengan istrinya secara agama karena pernikahan meereka hanya sah menurut agama saja tetapi tidak sah di mata hukum dan tidak mendapatkan hak nya di mata hukum. Meskipun demikian, anak yang telah lahir dari perkawinan yang tidak dicatatkan ini tetap harus diperlakukan sama dengan halnya dengan anak yang dilahirkan melalui pernikahan yang sah menurut hukum di Indonesia. Dalam kompilasi Hukum Islam diatur mengenai asalusul anak yang diatur dalam pada pasal 99 yaitu “Anak yang sah dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah”. Dalam hal keperdataan, seorang anak yang dilahirkan di luar hukum yang berlaku di Indonesia hanya memiliki hubungan kepada ibunya. Akibat dari perkawinan yang tidak sah di mata hukum ini mengakibatkan hilangnya hak anak di mata hukum. Dalam kenyataan ini yang membuat seorang ayah tidak bertangung jawab atas anak yang ia punya. Seorang ibu yang membesarkan anaknya sendirian sangat banyak hambatannya mulai dari materi maupun non materi. Imam Syafi’i yang merupakan Imam Mazhab yang diikuti oleh negara Indonesia telah menjelaskan di dalam kitabnya Al-Umm bahwa anak yang telah dilahirkan harus diberi nafkah yang meliputi nafkah sandang, pangan, papan, pendidikan dan lainnya. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh seorang ayah yang perkawinannya tidak dicatatkan ke catatan sipil dengan seorang istri yang bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di negara Malaysia yang bertempat tinggal di Kelurahan Tanjung Selamat, kecamatan Padang Tualang, kabupaten Langkat bahwa perlakuan seorang ayah yang seperti itu sangat disayangkan dan sangat merugikan anaknya. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui penyelesaian pemenuhan nafkah anak dari perkawinan tidak tercatat di beda warga negara. Selain itu, untuk mengetahui hambatan dalam pemenuhan nafkah anak tersebut. Untuk mengetahui pemenuhan nafkah anak dari perkawinan tidak tercatat di beda warga negara ditinjau dari Hukum Islam menurut Imam Syafi`i. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan penelitian ini disusuun secara sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta dan sifatsifat populasi atau daerah tertentu. Berdasarkan hasil penelitian ini dari lima kasus yang ditemukan dapat diambil kesimpulan bahwa pemenuhan nafkah anak dari perkawinan tidak tercatat di beda warga negara menurut Imam Syafi’i pada masyarakat Kelurahan Tanjung Selamat, Kecamatan Padang Tualang, Kabupaten Langkat tidak sesuai dengan Imam Syafi’i yang menjelaskan bahwa ayah adalah nafkah utama atas anak yang telah ia lahirkan bersama istrinya. Namun kenyataannya, di lapangan seorang istri yang menanggung beban semua kebutuhan yang diperoleh anaknya. Seorang ibu hanya berpasrah terhadap hal yang menimpa dirinya

Jenis Item: Skripsi (Skripsi)
Subjects: 2X4 FIQH > 2X4.3 Hukum Perkawinan / Munakahat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Ahwal Syakhshiyyah > Skripsi
Pengguna yang mendeposit: Ms Nurul Hidayah Siregar
Date Deposited: 09 Oct 2020 05:35
Last Modified: 09 Oct 2020 05:35
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/9628

Actions (login required)

View Item View Item