Syekh Abdul Halim Khatib (Tuan Naposo): Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Mandailing

Pulungan, Abbas (2020) Syekh Abdul Halim Khatib (Tuan Naposo): Pesantren Musthafawiyah Purbabaru Mandailing. Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UINSU Medan.

[img]
Preview
Text
Laporan Penelitian.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui boigrafi dan pemikiran Islam Syekh Abdul Halim Khatib, Purbabaru Mandailing. Syekh Abdul Halim Khatib, lahir tahun 1906 di Hutaraja Tinggi Sosa Padang Lawas, ayah bernama Ahmad Khatib Lubis berasal dari desa Manambin, Kotanopan Mandailing, dan ibunya berasal dari Hutaraja Tinggi Sosa. Usia lima tahun (1991) oleh oragtuanya pindah ke Pasar Tanobato Kayulaut Mandailing, pada waktu itu menjadi pusat perdagangan dan pendidikan di kawasan Mandailing. Syekh Musthafa Husein kembali dari Makkah tahun 1912, dan mulai mengajar di sebuah Maktab di Pasar Tanobato 1913, dan Abdul Halim bin Ahmad Khatib termasuk muridnya pada waktu itu. pada bulan Desember 1915 terjadi bencana banjir yang menghanyutkan semua bangunan dan pemukiman di daerah Pasar Tanobato, termasuk ayah Abdul Halim sendiri ikut hanyut dan meninggal. Akibat dari bencana besar itu, Syekh Musthafa Husein dan keluarga pindah desa Pubabaru tahun 1916, kemudian tahun 1917 mulai memberikan ke pegajian kepada masyarakat desa sekitarnya. Setelah bermukim di desa Pubabaru, dilanjutkan kembali pendidikan Islam di desa Purbabaru, Abdul Halim termasuk salah satu murid yang ikut pindah dari desa Tanobato ke Purbabaru.Abdul Halim termasuk salah satu murid yang cukup cerdas dan menarik perhatian Syekh Musthafa Husein, pada tahun 1922 Abdul Halim secara formal selesai belajarnya, tahun itu juga beliau ditunjuk oleh Syekh Musthafa Husein sebagai Guru Bantu di Madrasah itu. Tahun 1928, Abdul Halim bersama Mukhtar Siddiq berangkat menunaikan ibadah haji, dan menetap di Makkah untuk belajar agama Islam selama enam tahun (1928-1934). Selama di Makkah, Abdul Halim belajar kepada 15 ulama terkemuka dalam berbagai bidang ilmu agam Islam, dan secara formal menjadi murid di Madrasah as-Shulatiyah al-Hindiyah di Makkah al-Mukarromah. Setelah menyelesaikan pelajarannya di tingkat Qismu ‘Aly atas permintaan Syekh Musthafa Husein supaya Syekh Abdul Halim Khatib segera kembali ke Purbabaru Mandailing, karena perkembangan murid di Madrasah Musthafawiyah cukup meningkat, sedangkan tenaga pengajarnya sangat kurang. Pada tahun 1934, Syelh Abdul Halim Khatib turun dari Makkah menuju desa Purbabaru Mandailing, dan tahun itu pula beliau aktif mengajar di Madrasah Musthafawiyah Kehadiran Syekh Abdul Halim Khatib sebagai tenaga pengajar di Musthafawiyah, sangat besar bantuannya terhadap Syekh Musthafa Husein, karena mulai tahun 1934 disamping sebagai pendiri dan pengajar di Madrasah Musthafawiyah beliau melakukan kegiatan bersaudagar/berdagang, dan mendirikan berbagai organisasi berisikan Islam di Mandailing dan Tapanuli Selatan. Dengan keberadaan Syekh Abdul Halim Khatib di Madrasah Musthafawiyah sekembalinya dari Makkah 1934, terlihat dengan jelas bahwa secara tidak langsung, bahwa secara tidak langsung, bahwa Syekh Musthafa Husein telah memberikan amanah dan tugas sebagai pengajar di Madrasah Musthafawiyah. Para murid Musthafawiyah memberikan penghormatan terhadap kedua guru mereka itu, Syekh Musthafa Husein dengan panggilan “Tuan Na Tobang” (Tuan Guru yang lebih tua), dan Syekh Abdul Halim Khatib dengan sebutan “Tuan Na Poso” (Tuan guru yang Lebih Muda). Setelah Syekh Musthafa Husein wafat tahun 1955, Syekh Abdul Halim Khatib ditunjuk oleh anggota keluarga, pemuka masyarakat, para ulama di Mandailing, dan guru-guru Madrasah Musthafawiyah sebagai “Rais al-Mu’allimin” dan Abdullah Musthafa putra kandung Syekh Musthafa HUsein menjadi “Mudir” Madrasah Musthafawiyah setelah menajabat Raisul Mu’allimin selama 36 tahun (1955-1991), Kedua pimpinan ini telah berhasil membangun dan mengembangkan Madrasah Musthafawiyah. Pada aspek pembelajaran dan tenaga pengajar di Musthafawiyah, menjadi tugas dan tanggung jawab Syekh Abdul Halim Khatib. Dengan kebijakannya yang sampai sekarang di teruskan oleh para muridnyayang umumnya adalah menjadi tenaga pengajar di Musthafawiyah. Keislaman yang dikemabangkan di Mustahafawiyah adalah faham “ahlussunnah wal Jama’ah” pengalaman dan ilmu pengetahuan Islam yang dipelajari Syekh Abdul Halim Khatib selama belajar di Makkah, beliau ajarkan dan kembangkan di Musthafawiyah, dan beliau tetap terikat dengan pesan dan ajaran-ajaran Islam yang didapatkannya dari Syekh Musthafa Husei. Diantara kelimuan itu adalah; Ulumul Quran, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadist, Ilmu Tauhid, Ilmu Balagoh, Ilmu Fiqh, Ilmu Ushul Fiqh, Mutholahul Hadis, Bahasa Arab, Ilmu ‘Arud, Ilmu Mantiq,Ilmu Tasawuf,dan sebagainya. Semua ilmu keislaman ini telah dipelajarinya dari gurunya Syekh Musthafa Husein, kemudian diperdalaminya selama belajar di Makkah al-Mukarromah. Selain keilmuan yang dijadikan pelajaran di Madrasah Musthafawiyah, Syekh Abdul Halim juga mengajarkan ilmu tarekat yang bernama “ Thorikoh al-Kholwatiyah”menurut salsalah/sanadnya, beliau mendapatkannya dari gurunya Syekh Musthafa Husein, dan ada 41 tingkatan sampai kepada Nabi Muhammad SAW. Beliau juga mengajarkan murid kelas atas/kelas tujuh tantang amal-amalan, zikir, dan do’a yang terdapat dalam kitab “Dalailul Khoirot”. Pada tahun 1967-an, terjadi dinamika dan perkembangan sosial keagamaan di Mandailing dan sekitarnya, tentang masalah-masalh khilafiyah yang sangat banyak dibicarakan di tengah masyarakat. Dari situasi sosial keagamaan tersebut, Syekh Abdul Halim Khatib menulis beberapa buku/risalah kecil yang dinamainya : 1)al-Bayan as-Syafy, 2)Kasyul Gummah, 3) Saifut Tholabah , dan 4)Tazky as-Sahy. Semua tulisan risalah kecil ditujukan untuk menerangkan dan menjelaskan kepada masyarakat luas tentang ajaran Islam yang sebenarnya menurut faham “Ahlusunnah wal Jama’ah “ . Ajaran Islam yang disampaikannya cukup efektif menjawab pertanyaan dan permasalahn keislaman di tengah masyarakat. Syekh Abdul Halim Khatib sebagai penerus ilmu keislaman dari gurunya Syekh Musthafa Husein telah wafat yahun 1991, kemudian keilmuan Islam it uterus diajarkan dan dikemabangkan oleh murid-muridnya di Pesantren Musthafawiyah dan juga ditengah masyarakat.

Jenis Item: Lainnya
Subjects: 2X9 SEJARAH ISLAM DAN BIOGRAFI > 2X9.7 Biografi tokoh-tokoh / pemuka-pemuka Islam
Divisions: Laporan Penelitian (Research Report)
Pengguna yang mendeposit: Ms Novita Sari
Date Deposited: 05 Aug 2020 14:03
Last Modified: 05 Aug 2020 14:03
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/9161

Actions (login required)

View Item View Item