Konsep pemimpin perempuan dalam tafsir Al-Misbah

Marzaniatun, Marzaniatun (2016) Konsep pemimpin perempuan dalam tafsir Al-Misbah. Masters thesis, Pascasarjana UIN Sumatera Utara.

[img]
Preview
Text
tesis marizat th ok PDF.pdf

Download (631kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep pemimpin perempuan yang terdapat dalam tafsir al-Misbah kajian surah an-Naml ayat 22-40. Adapun penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat mauḍu’i. Data dikumpulkan dengan mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Kemudian di uraikan berdasarkan data-data yang diperoleh dan dianalisis. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara menginventarisir penafsiran M. Quraish Shihab dalam tafsir al-Misbah terhadap surah al-Isra’ ayat 22-40. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan metode deduksi, yaitu metode analisis dari kesimpulan atau keputusan yang umum untuk memperoleh kesimpulan atau keputusan yang bersifat khusus, dan metode induksi yaitu, analisis dari kesimpulan atau keputusan yang khusus untuk memperoleh kesimpulan atau keputusan yang bersifat umum. Ada tiga hal yang merupakan hasil dari penelitian ini, Pertama, dalam Alquran pemimpin dikenal dengan istilah khalifah dan Imamah yang berarti pemimpin. Pemimpin adalah orang yang memiliki segala kelebihan dari orang- orang lain, yang mampu mengarahkan dan mengontrol bawahannya. Kedua, pandangan ulama terhadap pemimpin perempuan ada dua pendapat. (1) Sebagian ulama menolak perempuan menjadi seorang pemimpin. Mereka berhujjah pada ayat Alquran surah Al-Nisa / 4: 34. Menurut mereka bahwa diciptakannya laki- laki untuk melindungi dan memimpin perempuan, karena laki-laki yang paling cocok untuk mengemban tugas tersebut dan memiliki bentuk ciptaan yang sempurna dan kuat, sehingga dialah diperintahkan berperang untuk melindungi kampung dan dia pula dibebankan untuk memberikan nafkah isterinya serta mendapatkan bagian yang lebih besar dalam warisan daripada perempuan, sehingga diwajibkan membayar mahar ketika melangsungkan pernikahan. (2) Sebagian ulama membolehkan atau menerima perempuan menjadi seorang pemimpin. hal ini berdasarkan ayat Alquran salah satunya surah al-Nisa /04: 124, menurut mereka ayat tersebut memberi petunjuk bahwa karya wanita dalam bentuk apapun yang dilakukannya, adalah menjadi miliknya dan bertanggung jawab atas kerjanya itu, diantaranya adalah masalah ibadah, tidak tergantung pada pihak pria namun bergantung pada amalnya. Ketiga, konsep pemimpin perempuan dalam tafsir al-Misbah kajian surah an-Naml ayat 22-40, dapat diambil gambaran bahwa: Ratu Balqis adalah seorang pemimpin (Ratu) yang piawai dalam memerintah. Karena kerajaan yang besar tidak mungkin bisa dikendalikan kecuali oleh orang yang ahli dalam ilmu pemerintahan. Ratu Balqis adalah seorang pemimpin yang ideal. Namun itu dari sisi duniawi, kepemimpinan Ratu Balqis hampir tidak memiliki cacat cela dan kelemahan sama sekali walaupun ia adalah seorang wanita. Hal itu dapat dilihat dari kepemimpinanya yaitu: Bijaksana, demokratis, mengutamakan kesejahteraan dan ketentraman rakyat, menyukai perdamaian, cerdas, teliti dan memiliki kekuatan mental

Jenis Item: Skripsi (Masters)
Subjects: 2X1 AL QURAN DAN ILMU TERKAIT > 2X1.3 Tafsir Al-Quran
2X6 SOSIAL DAN BUDAYA > 2X6.4 Kedudukan Wanita
Divisions: Program Pasca Sarjana > Program Magister > Thesis Master
Pengguna yang mendeposit: Mr. Imran Benawi
Date Deposited: 28 Apr 2017 08:55
Last Modified: 28 Apr 2017 08:55
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/1546

Actions (login required)

View Item View Item