Praktik Mukhabarah Pada Tanaman Tumpang Sari Perspektif Mazhab Syafi’i (Studi Kasus Lahan Pertanian Desa Taman Sari Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan).

Siagian, Renaldi Syahputra (2024) Praktik Mukhabarah Pada Tanaman Tumpang Sari Perspektif Mazhab Syafi’i (Studi Kasus Lahan Pertanian Desa Taman Sari Kecamatan Pulo Bandring Kabupaten Asahan). Skripsi thesis, UIN Sumatera Utara Medan.

[img] Text
Cover_2.pdf

Download (550kB)
[img] Text
BAB_1 (2).pdf

Download (511kB)
[img] Text
BAB_2 (1).pdf

Download (462kB)
[img] Text
BAB_3 (1).pdf

Download (379kB)
[img] Text
BAB_4 (1).pdf

Download (439kB)
[img] Text
BAB_5 (1).pdf

Download (261kB)
[img] Text
Daftar_Pustaka.pdf

Download (631kB)

Abstract

Tumpang sari adalah metode bertani populer di masyarakat agraris, di mana dua atau lebih jenis tanaman ditanam bersamaan atau bergantian. Sistem ini mendukung intensifikasi pertanian, yaitu meningkatkan hasil dengan mengoptimalkan lahan yang ada. Tumpang sari seharusnya tidak bermasalah jika dilakukan di atas tanah legal dengan izin dan kesepakatan bagi hasil. Namun, di Desa Taman Sari, praktik ini sering tidak sesuai dengan aturan mazhab Syafi’i. Warga meminta izin kepada penjaga lahan tanpa sepengetahuan pemilik yang tinggal di kota dan jarang berkunjung. Izin ini diberikan tanpa adanya akad, surat perjanjian, serta tanpa ada kesepakatan bagi hasil yang jelas, yang menjadi masalah utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji praktik akad mukhabarah pada tumpang sari menurut mazhab Syafi’i di Desa Taman Sari, memahami pandangan masyarakat, dan menganalisis kedudukan hukumnya. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris dengan pengumpulan data melalui studi dokumen, observasi, wawancara, dan data sekunder. Darinya ditemukan 3 kesimpulan penelitian, yaitu pertama praktik tumpang sari di Desa Taman Sari tidak sesuai dengan mazhab Syafi’i karena izin hanya diberikan kepada penjaga lahan secara lisan, tanpa dokumentasi, dan tanpa perjanjian bagi hasil yang jelas. Kedua, masyarakat menganggap kerja sama tumpang sari normal meski sering melanggar aturan karena keterbatasan lahan. Ketiga, akad mukhabarah di Desa Taman Sari tidak sesuai dengan ketentuan ulama Syafi’iyah karena dibuat tanpa melibatkan pemilik lahan dan tanpa kesepakatan jelas tentang waktu penggunaan, pembagian hasil, dan penyediaan modal.

Jenis Item: Skripsi (Skripsi)
Subjects: 2X4 FIQH > 2X4.2 Muamalah > 2X4.23 Perjanjian
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Muamalah > Skripsi
Pengguna yang mendeposit: Mrs Siti Masitah
Date Deposited: 07 Feb 2025 04:45
Last Modified: 07 Feb 2025 04:45
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/25043

Actions (login required)

View Item View Item