Fitria, Ayu (2024) Budaya Terapi Lancang Dalam Penyembuhan Pasien Gangguan Mental Di Kalangan Masyarakat Melayu Panipahan Darat Kec. Pasir Limau Kapas Riau. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.
![]() |
Text
Cover (3).pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
Bab_I (6).pdf Download (651kB) |
![]() |
Text
Bab_II (6).pdf Download (801kB) |
![]() |
Text
Bab_III (7).pdf Download (583kB) |
![]() |
Text
Bab_IV (5).pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Bab_V (6).pdf Download (496kB) |
![]() |
Text
Dapus_LAmpiran.pdf Download (949kB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana budaya terapi lancang dalam penyembuhan pasien gangguan mental di Desa Panipahan Riau. (2) Apa saja bentuk-bentuk gangguan mental yang mengharuskan masyarakat Panipahan melakukan terapi lancang. (3) Apa saja faktor pendukung dan hambatan dalam melakukan terapi lancang di Desa Panipahan Riau. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini ada 4 orang yaitu 1 orang Bomoh, 2 orang Pasien dan 1 orang Tokoh Agama. Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Budaya terapi lancang di Panipahan Darat Riau merupakan suatu alternatif pengobatan yang sudah turun-temurun yang dipercaya mampu menyembuhan beberapa penyakit gangguan mental melalui perantara seorang dukun/bomoh. Pengobatan ini dilakukan karena adanya penyakit yang dipercaya adanya gangguan jin/setan kemudian makna dari pengobatan ini adalah memberi makan jin/setan tersebut agar tidak mengganggu. (2) Bentuk-bentuk gangguan mental yang mengharuskan masyarakat Panipahan Darat melakukan terapi lancang yaitu skizofrenia, gangguan skizotipal, gangguan waham, gangguan suasana perasaan, gangguan neurotik, dan sindrom prilaku. (3) Faktor pendukung dalam melakukan terapi lancang yaitu adanya sugesti dan faktor keturunan. Faktor penghambat dalam melakukan pengobatan lancang seperti peralatan yang tidak boleh ada yang kurang dan juga adanya unsur syirik. Kemudian sebaiknya pelaksanaan ritual pengobatan lancang dibuat 1 tempat tidak di rumah masing-masing pasien yang mau berobat agar lebih terkhusus, dan untuk umat muslim makna yang terkandung dalam pengobatan sebaiknya dikaji lebih dalam lagi agar terhidar dari perbuatan syirik.
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 100 Philosophy and psychology > 150 Psychology > 153 Mental processes and intelligence |
Pengguna yang mendeposit: | Mrs Siti Masitah |
Date Deposited: | 03 Feb 2025 03:10 |
Last Modified: | 03 Feb 2025 03:10 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/24398 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |