Ramadhani, Rahmat (2022) Pembagian Harta Warisan 1:1 Antara Laki-laki dan Anak Perempuan (Contra Legem). Skripsi thesis, Universitas Negeri Sumatera Utara.
Text
Cover_Rahmat_compressed_(1).pdf Download (377kB) |
|
Text
BAB_I_RAHMAT.pdf Download (263kB) |
|
Text
BAB_II_RAHMAT.pdf Download (337kB) |
|
Text
BAB_III_RAHMAT.pdf Download (215kB) |
|
Text
BAB_IV_RAHMAT.pdf Download (295kB) |
|
Text
BAB_V_RAHMAT.pdf Download (148kB) |
|
Text
LAMPIRAN_RAHMAT.pdf Download (211kB) |
Abstract
Salah satu tugas dan fungsi mahkamah agama ialah menyelesaikan perselisihan harta pusaka bagi orang Islam. Dalam menentukan hukum pusaka, hakim berpandukan kepada perundangan semasa iaitu al-Quran dan Hadis serta pendapat ulama terdahulu. Sekiranya undang-undang dan peraturan ini menimbulkan ketidakadilan, maka hakim harus memihak kepada keadilan dalam masyarakat dengan mengenepikan undangundang atau peraturan undang-undang, prinsip undang-undang ini boleh dipanggil contra legem. Salah satu keputusan pengadilan agama yang hakimnya mengikuti praktik kontra legem adalah putusan Pengadilan Agama Jakarta Pusat No. 1642/Pdt.G/2020/PA.JP. Dalam keputusannya, hakim menentukan pembahagian harta pusaka antara anak lelaki dan perempuan dalam jumlah yang sama atau 1:1. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pembagian harta warisan berdasarkan Kompilasi Hukum Islam, bagaimana pendangan hakim sehingga memutuskan perkawa nomor 1642/Pdt.G/2020/P.JP tentang warisan secara contra legem, bagaimana analisis hukum terhadap penerapan contra legem dalam memutus perkara pembagian warisan pada putusan PA Jakarta Pusat nomor 1642/Pdt.G/2020/PA.JP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif atau penelitian kepustakaan yaitu kajian terhadap putusan PA Jakarta Pusat nomor 1642/Pdt.G/2020/PA.JP. Hasil kajian ini didapati dalam KHI, yang menyatakan bahawa di bawah Perkara 176, seorang gadis mendapat separuh bahagian jika dia bersendirian, dua pertiga jika dua atau lebih, dan seorang perempuan jika dia bersama lelaki, bahagiannya adalah. dua lawan satu untuk perempuan. Penghakiman hakim dalam Perkara No. 1642/Pdt.G/2020/PA.JP adalah berdasarkan prinsip penggantian Islam 2:1 antara lelaki dan wanita, tetapi selain prinsip penggantian Islam, hakim juga dianggap prinsip tanggungjawab kerana dia bukan hanya seorang lelaki, Kemudian dia mendapat hak warisan, dan jika seorang lelaki lebih bertanggungjawab kepada ibu bapanya daripada anak perempuannya, dia berhak mendapat dua kali ganda bahagian anak perempuan. Penggunaan undang-undang balas oleh hakim dalam prosiding probet dalam Kes No. 1642/Pdt.G/2020/PA.JP adalah pelaksanaan undang-undang yang progresif. Menurut Satjipto Rahardjo, kriteria undang-undang progresif termasuk: 1) matlamat besar kesejahteraan dan kebahagiaan manusia; bergerak secara praktikal dan juga secara teori; 4) kritikal dan berfungsi
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Warisan, Pembagian Warisan, contra legem, Putusan Pengadilan, Warisan Perempuan |
Subjects: | 200 Religion > 290 Other and comparative religions > 297 Islam and religions originating in it |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ilmu Hukum > Skripsi |
Pengguna yang mendeposit: | Mrs. Nadzalya Amalika |
Date Deposited: | 07 Dec 2023 13:03 |
Last Modified: | 07 Dec 2023 13:03 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/21048 |
Actions (login required)
View Item |