Paudiah, Sella (2022) Hadis Berpakaian Ketat dan Relevansinya dengan Etika Sosial. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Text
COVE.pdf Download (561kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (307kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (448kB) |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (429kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (224kB) |
|
Text
BAB 5.pdf Download (105kB) |
|
Text
DAPUS.pdf Download (382kB) |
Abstract
Perkembangan teknologi serta kebudayaan yang semakin pesat dapat menghasilkan produk-produk yang beraneka ragam salah satunya yaitu pakaian yang menjadi kebutuhan primer bagi manusia. Berbagai macam dan model-model pakaian yang sangat bervariasi sehingga banyak perempuan mengikuti trend tersebut agar terlihat tidak ketinggalan zaman dan gaul. Akan tetapi mereka lupa dengan norma- norma yang telah diatur dalam Islam baik Alquran maupun Hadis. Sebagai seorang muslim perlu melihat kaidah-kaidah berpakaian yang sesuai dengan syari’at Islam, supaya tidak termasuk kedalam golongan orang yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang. Metode penelitian ini termasuk ke dalam kategori metode kualitatif, dengan melakukan pencarian sumber atau studi kepustakaan (liblary research), dan menggunakan metode madhu’i yaitu mengumpulkan Hadis yang semakna dengan Hadis-Hadis Larangan berpakaian ketat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman Hadis yang membahas tentang pakaian ketat dan untuk mengetahui pengaruh berpakaian ketat dari segi Etika Sosial. Setelah dilakukan penelitian bahwa makna Kasyiyatun ‘Ariyatun (berpakaian tapi telanjang) yaitu perempuan yang berpakaian ketat ataupun tipis sehingga tampak lekukan tubuh yang seharusnya wajib ditutupi. Dan hal itu jika tetap dilakukan akan mendapat ganjaran tidak akan mencium bau surga dan kekal di dalam neraka, batasan konsep etika berpakaian sangat urgen bila mengingat lahirnya kecendrungan sosial berbudaya mode yang keluar dari bingkai kearifan lokal dan etika yang berbasis pada adat dan agama. Lahirnya masyarakat yang berpakaian fulgar atau ketat dan provokatif ( terbuka, ketat, dan tipis) yang datangnya dari budaya luar, secara sosial dapat memicu kerawanan yang berujung pada tindak pidana pelecehan seksual. Berdasarkan penelitian beberapa pakar, tampaknya ada korelasi tinggi antara pakaian provokatif dengan tingkat kekerasan seksual bila si pelaku kurang mengenal si korban, karena kurang memahami konteks pesan dari pakaian tersebut.
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 2X2 HADIS DAN ILMU TERKAIT > 2X2.1 Ilmu Hadist |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam > Ilmu Hadis > Skripsi |
Pengguna yang mendeposit: | Ms Nurul Hidayah Siregar |
Date Deposited: | 06 Dec 2022 07:56 |
Last Modified: | 06 Dec 2022 07:56 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/16486 |
Actions (login required)
View Item |