Falsafah Nilai

  • Whatsapp

Sebutuh apakah manusia terhadap nilai, apakah nilai (penilaian) membuat manusia mampu merubah kehidupannya, ataus justru nilai-lah yang menjadi tujuan dari kehidupan itu sendiri. Dua pertanyaan di atas akan menjadi sebab mengapa nilai mampu men-stratifikasi manusia dengan sesama-nya, dan mampu membentuk paradigm tentang hirarki kehidupan.

Kemuliaan dan kehinaan sebagai nilai kualitatif kehidupan, angka menjadi nilai matematis dan statistic menjadi dua unsur yang dipakai secara generic untuk menilai kehidupan. Seorang siswa dikatakan berhasil dan lulus jika mendapat nilai 7 sampai 10 dalam setiap ujian, dalam kehidupan social orang baik akan dimuliakan, dan kehinaan dicondongkan pada kejahatan, meski tidak jarang kemuliaan digolongkan secara materialistic, dan kehinaan dihadapkan pada kemiskinan dan kemelaratan (miskin papa).

Baca Juga:

Lalu bagaimanakah tentang nilai di hadapan Tuhan?, pertanyaan ini harus menjadi energy manusia untuk membuat rate tersendiri, sebab Tuhan tak pernah menyebut angka menilai hamba-Nya, secara kualitatif Tuhan hanya menyimbolkan keimanan sebagai nilai yang aman untuk menjemput keberhasilan di kehidupan berikutnya, dengan beberapa kata kunci “apala ta’qilun, apala tasykurun,” dan lainnya yang termaktub dalam Alquran.

Jika nilai didapat buah dari belajar, apakah ada nilai yang diraih tanpa ada pembelajaran, apakah ada ilmu yang sangat besar yang mampu merubah paradigm nilai sebagai satu satunya tujuan, sehingga seorang siswa yang mendapat nilai 9 pada pelajaran akhlakul karimah (etika), tidak merasa lebih hebat dibanding akhlak itu sendiri. Keahlian menjawab soal tidak bias menjadi penentu satu satunya dalam menjawab problem kehidupan. Sehingga ada orang yang tidak merasa hebat dengan nilai”nya”, sebab dirinya telah menjadi nilai itu sendiri (keteldanan; psikomotorik perspective).

Atau ada al hikmah sebagai tujuan lain dari nilai yang dicari. Layaknya pintu eksklusive sebuah ruangan yang tak semua orang bisa masuk kedalamnya, Di dalam Alquran Surah Al Baqarah; 269 : Allah memberikan hikmah kepada siapa yang dikehendakiNya (= hidayah). Dan barangsiapa yang diberi hikmah maka sungguh telah diberi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal.

Hikmah dijadikan sebagai ilmu “luar biasa” dari ilmu sebab akibat yang didapat karena belajar, dalam kehidupan, ilmu yang dianalisa, ilmu yang diteliti, ilmu yang di kritisi, tapi hikmah memiliki peran yang besar dalam dialog kebenaran manusia. Hikmah mampu mengayomi sikap, bukan hanya analisis dan keceradasan akal, hikmah diserap secara akumulatif oleh diri manusia sehingga muncullah kepribadian yang pintar, cerdas dan taat. Karena sebaik baik bungkus kecerdasan adalah ketaatan kepada pemilik kecerdasan (Allah Swt)

Maka, nilai apa yang mau kita cari, jika Allah tidak pernah menitipkan kemuliaan pada kepintaran kita, sebab kepintaran yang kita rajut selama belajar hanya untuk mengalahkan orang lain, bukan mengayomi. Padahal tanggung jawab seorang ilmuan secara aksiologic adalah etika dan membangun peradaban. Tapi congkaknya kepintaran sering membuat pemiliknya justru merusak kehidupan manusia. “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar Ruum: 41).

Falsafah nilai hanya menjadi bungkus seremonialistik keberhasilan. Secara kasuistik ada orang yang selama belajar mendapat nilai terpuji, tapi cenderung bermasalah di sikap dan kepribadian. Bukankah nilai harus membentuk karakter, sehingga tidak ada kesan kehilangan makna antara nilai dan orang yang di nilai. Semoga kita mampu merefleksikan setiap nilai dalam kehidupan, sebagai cara memantaskan diri di hadapan Allah, sang pemilik nilai dan kehidupan. Negeri ini membutuhkan orang orang yang ternilai sebagai perubah (agent of change) bukan hanya sekedar mengumpulkan orang-orang yang bernilai terpuji dalam secarik kertas keabsahan. Wallahu a’lam (*)

 

Pos terkait