Pelaksanaan haji wanita tanpa suami atau mahram (Analisis Terhadap Pendapat Imam Abu Hanifah dan Pelaksanaannya di Indonesia)

Pulungan, Enny Nazrah (2020) Pelaksanaan haji wanita tanpa suami atau mahram (Analisis Terhadap Pendapat Imam Abu Hanifah dan Pelaksanaannya di Indonesia). [Experimen]

[img]
Preview
Text
PeneIitian Mandiri.pdf

Download (671kB) | Preview

Abstract

Pelaksanaan Haji Wanita Tanpa Suami atau Mahram (Analisis Terhadap Pendapat Imam Abu Hanifah dan Pelaksanaannya di Indonesia). Tujuan penelitian ini adalah : Pertama, untuk mengetahui sejauh mana jalan fikiran Imam Abu Hanifah dalam mengistinbatkan hukum wanita yang melaksanakan ibadah haji tanpa disertai suami atau mahram. Kedua, untuk Mengetahui dalil-dalil yang digunakan Imam Abu Hanifah dalam menetapkan hukum wanita yang melaksanakan ibadah haji tanpa disertai suami atau mahram. Ketiga, untuk mengetahui latar belakang pendapat Imam Abu Hanifah tentang wanita yang melaksanakan haji tanpa suami atau mahram. Keempat, untuk mengetahui tatacara pelaksanaan haji di Indonesia, dan adanya kemungkinan melaksanakan ibadah haji walaupun tidak beserta dengan suami atau mahram, serta relevansinya dengan pendapat Imam Abu hanifah. Penelitian ini adalah penelitian perpustakaan (library research), melalui metode ini, penulis akan mengadakan analisa dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan yang ada diperpustakaan melalui buku-buku karangan para ahli yang berkaitan dengan permasalahan penulisan ini. Penelitian ini secara mendasar lebih bersifat analitis dan diskriptif. Dalam penelitian ini yang dikaji atau yang menjadi unit of analysis adalah pemikiran Imam Abu Hanifah dan ulama-ulama yang hidup pada masa lampau, serta tata cara pelaksanaan haji di Indonesia Untuk menganalisis data yang telah terkumpul, digunakan analisis isi (content analysis), yaitu menganalisis pemikiran para ulama dan dalil yang mereka gunakan, khususnya yang berkaitan dengan masalah Pelaksanaan Haji Wanita Tanpa Suami atau Mahram (Analisis Terhadap Pendapat Imam Abu Hanifah dan Pelaksanaannya di Indonesia). Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Imam Abu Hanifah berpendapat seorang perempuan dilarang (diharamkan) melaksanakan ibadah haji yang tidak disertai dengan suami atau mahram. Ketentuan ini didasarkan kepada adanya larangan melaksanakan musafir haji kecuali disertai suami, atau mahram dan dibolehkan apabila jarak musafirnya kurang dari tiga marhalah, Imam Abu Hanifah beralasan dengan hadis Ibn Abbas r.a. bahwa Nabi Saw. bersabda : Tidak halal (haram) bagi seorang perempuan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian bahwa musafir lebih dari tiga hari tiga malam, kecuali beserta perempuan itu mahramnya atau suaminya, lantas berdirilah seorang laki-laki lalu berkata :Sesungguhnya saya bermaksud untuk pergi berperang dan istriku bermaksud pergi haji, maka bagaimana yang harus aku perbuat, maka bersabda Rasulullah Saw. : Pergilah besertanya (istri) jangan tinggalkan dia.

Jenis Item: Experimen
Uncontrolled Keywords: Haji
Subjects: 2X4 FIQH > 2X4.1 Ibadah > 2X4.15 Haji
Divisions: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan > Manajemen Pendidikan Islam
Pengguna yang mendeposit: Ms Nurul Hidayah Siregar
Date Deposited: 06 Mar 2020 09:04
Last Modified: 06 Mar 2020 09:04
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/8532

Actions (login required)

View Item View Item