TRADISI TARI SEUDATI MASYARAKAT KOTA LHOKSEUMAWE ACEH : (Analisis Epistemologi Islam Gerakan Dan Syair)

FAZAL, KHAIRIL (2017) TRADISI TARI SEUDATI MASYARAKAT KOTA LHOKSEUMAWE ACEH : (Analisis Epistemologi Islam Gerakan Dan Syair). Masters thesis, UINSU.

[img]
Preview
Text
TESIS KHAIRIL FAZAL.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview

Abstract

Seudati dari kata syaḥadatain mengandung makna pernyataan atau penyerahan diri memasuki agama Islam dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Seudati juga merupakan seni tari khas masyarakat Aceh, kekhasannya terdapat pada bunyi musik yang terdapat dalam tarian Seudati itu sendiri, yaitu musik tubuh dengan tepuk dada, petik jari dan hentakan kaki. Seudati juga merupakan tarian yang paling populer dan tarian yang paling banyak digemari oleh banyak orang di Aceh sebagai tarian khusus. Popularitas tarian ini tersebar keseluruh Indonesia dan bahkan ke mancanegara, tarian Seudati merupakan campuran dari seni tari dan musik yang disebut dengan saman. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi dan mendeskripsikan tradisi tari Seudati masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh dengan menggunakan analisis epistimologi Islam. Tujuan yang terdapat dalam tradisi tari Seudati masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh analisis epistemologi Islam ialah untuk menjadikan sebuah momen dimana diingatkan kembali bahwa tradisi Seudati Aceh telah memberikan nilai-nilai positif dalam memediasi seni yang berlandaskan Islam dan juga membuka kembali pemikiran masyarakat supaya peka terhadap kebudayaan Aceh itu sendiri khususnya Seudati. Dan mendongkrak generasi muda Islam khususnya pemuda-pemudi untuk terus ikut andil dalam melestarikan serta mempertahankan budaya tradisi Seudati Aceh dalam meningkatkan kecintaan kita terhadap seni dan budaya kita sendiri dengan menerapkan nilai-nilai yang berlandaskan syari‘at Islam dalam kehidupan sehari-hari di dalam bermasyarakat, dan menumbuhkan semangat juang dalam mempertahankan Islam dan menjadi benteng diri dari pengaruh budaya-budaya asing yang dapat merusak nilai-nilai keislaman dalam kehidupan masyarakat. Manfaat yang terdapat dalam tradisi tari Seudati masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh analisis epistemologi Islam ialah dimana masyarakat tergerak dan terdorong untuk belajar tentang seni kebudayaan Aceh yaitu Seudati serta membentuk masyarakat yang tidak individualistis, gaya hidup mereka menganut paham gotong royong (meuseraya) yang dapat kita lihat bahwa tingkat sosial masyarakatnya cukup tinggi. Secara metodologis, penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Subjek peneliti ditentukan secara purposive sampling dengan teknik snow ball sampling. Sumber data primer yaitu Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Lhokseumawe, Majelis Adat Aceh Kota Lhokseumawe, Sanggar Cut Mutia, Syekh, vidio, rekaman, seniman dan masyarakat. Sedangkan buku, arsip, jurnal, dokumen-dokumen terkait dengan tradisi tari Seudati merupakan data sekunder. Dalam pengumpulan data, metode yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah kualitatif deskriptif analitik non statistik. Temuan umum dalam penelitian ini adalah kondisi tradisi tari Seudati Aceh Kota Lhokseumawe. Sedangkan, temuan khusus dalam Seudati Aceh Kota Lhokseumawe, yaitu: (1)Timbulnya Seudati dalam masyarakat Aceh merupakan hasil dari kreatifitas estetik masyarakat Aceh terdahulu bahkan juga Seudati merupakan tarian orang-orang pinggir laut. (2)Tujuan, manfaat dan hikmah Seudati ialah untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah, menyatukan masyarakat Aceh dalam melawan penjajah, Seudati juga mengajak-orang berbondong-bondong masuk Islam tidak hanya secara terang-terangan melainkan dengan cara kesenian, dan sebagai ajang mengekpresikan diri maupun kreatifitas kebudyaan serta menjadikan rangsangan bagi kaum muda untuk terus berkarya sehingga Seudati jauh dari kepunahan dan kehilangan jati diri budaya itu sendiri dikalangan masyarakat Aceh. (3)Gerakan Seudati disetiap memainkannya mengandung arti bahwa orang Aceh dalam menepuk dada memberi tanda bahwa orang Aceh dikenal sangat kuat, kemudian pada perkumpulan menandakan kebersamaan atau musyawarah dalam menyelsaikan persoalan, serta menggambarkan orang-orang yang sedang main silat karena masyarakat Aceh masa Belanda dahulu dilarang belajar silat. Sehingga gerakan silatnya lewat kesenian Seudati. (4)Syair yang dimainkan dalam Seudati menceritakan berbagai kisah, baik itu sejarah Aceh, sultan Aceh, kisah-kisah agama, ada juga syair yang dimainkan sesuai kondisi yang terjadi. (5)Nilai Seudati yang terkandung didalamnya dapat mempererat tali persaudaudaraan sesama kita serta mengajak masyarakat Aceh untuk dapat melestarikan Seudati dan juga terwujudnya rasa persatuan dikalangan umat Islam, sebab mereka memiliki keyakinan yang sama, sehingga lebih besar kemungkinan terbentuk persatuan di antara sesama penganut Islam. (6)Eksistensi dan perubahan Seudati dari masa duhulu sampai sekarang pertama kali dibentuk dengan menggunakan gerakan duduk. Kemudian seiring berjalannya waktu Seudati berubah menjadi berdiri. Pada era pembentukan Seudati mengalami kemajuan yang sangat pesat dikarena pertunjukan Seudati yang dimainkan sangat lama dan ada tanya jawab dalam pertunjukan Seudati dari setiap gerakan dan syair-syair yang dimainkan. Pada saat ini Seudati mengalami perubahan dari segi musik, musik yang digunaka dikombinasikan dengan alat musik seperti gendang, gitar, dan seruling maupun alat musik lainnya.

Jenis Item: Skripsi (Masters)
Subjects: 2X6 SOSIAL DAN BUDAYA > 2X6.7 Kesenian > 2X6.78 Seni musik/suara/tari
Divisions: Program Pasca Sarjana > Program Magister > Thesis Master
Pengguna yang mendeposit: Mrs. Misdar Piliang
Date Deposited: 06 Sep 2019 08:13
Last Modified: 06 Sep 2019 08:13
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/6488

Actions (login required)

View Item View Item