Intuisi Sebagai Sumber Pengetahuan Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam Menurut `Abd Al-Wahhăb Al-Sya`Rănī

Lubis, Zulfahmi (2018) Intuisi Sebagai Sumber Pengetahuan Dan Relevansinya Terhadap Pendidikan Islam Menurut `Abd Al-Wahhăb Al-Sya`Rănī. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Meddan.

[img]
Preview
Text
disertasi zulfahmi lubis ok.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Disertasiinimerupakanpenelitianstuditokoh yang membahasamengenaipemikiran ‘Abd alWahhāb al-Sya’rānī mengenai intuisi serta relevansinya dengan Pendidikan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hakikat intuisi, karekteristik pengetahuan intuitif, cara memperoleh intuisi menurut‘Abd al-Wahhāb al-Sya’rānī dan relevansi intuisi dengan Pendidikan Islam. Adapunjenispenelitianiniadalahpenelitianpustakadengan teknik analisis data melalui langkah –langkah mempertimbangkan hal berikut ; koherensi intern, analisis kritis, mempertimbangkan kesinambungan historis serta bahasa inklusif dan analog serta menela`ah kontribusi tokoh. Adapun metode analisis data mengkombinasikan beberapa metode yaitu interpetasi dan hermeunetika serta kohorensi intern. Berdasarkan data yang dapat diperoleh dan dinalaisis dapat disimpulkan beberapa hasil penelitian. Pertama, intuisi menurutnya adalah sebuah proses penyingkapan tabir hati sehingga memperoleh pengetahuan yang benar yang terjadi dalam dua bentuk yaitu bisa diusahakan dengan jalan mujāhadah atau berupa mutlak anugrah dari Allah Swt., bersumber dari Allah Swt. Secara langsung ataupun melalui malaikatNya ataupun ayat-ayatNya di alam semesta, diturunkan kepada hati seorang mu`min ataupun wali Allah yang sifatnya tidak bertentangan dengan wahyu karena ia akan terus turun sebagai penjelasan dari wahyu sementara wahyu telah terputus, datang melalui visi yang muncul dalam khayal baik dalam keadaan terjaga maupun dalam keadaan tidur atau muncul dalam berupa makna yang spontan hadir ke dalam hati ataupun melalui sebuah tulisan yang terjadi dengan cara mendengar yang menyampaikan tanpa penyaksian atau menyaksikan yang menyampaikan tanpa mendengar apa yang disampaikan olehnya namun hanya hadirnya pemahaman terhadap apa yang disampaikan ke dalam hati. Kedua, proses untuk memperoleh intuisi ini sebagaimana yang dijelaskan oleh ‘Abd alWahhāb al-Sya’rānī adalah dengan melalaui berbagai maqām spiritual, talqīn zikir yang diteruskan dengan latihan ruhani berupa zikir dan sulūk yang dapat dilakukan secara mandiri maupun di bawah bimbingan seorang mursyid. Ketiga, karekteristik dari pengetahuan intuitif ini ialah pengetahuan yang diperoleh melalui pengalaman langsung (musyāhadah), tidak diragukan kebenarannya (`ainul yaqīn), tidak mengalami perubahan, sangat luas, memberikan keselamatan di dunia dan akhirat, mendekatkan dan menuntut seorang kepada sumber ilmu yaitu Allah dan kebenaran agama, menyempurnakan penghambaan kepada Allah, dapat dijadikan hipotesa yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui metode ilmiah dan pendorong untuk melakukan kebaikan dan amal saleh. Keempat, pengetahun intuisi sangat relevan dengan pendidikan Islam ditinjau darimodel madrasah dan kurikulum pendidikan yang dikelola olehnya serta pendapatnya mengenai tujuan pendididikan, profil guru, murid, metode pendidikan dan pentingnya sains baginya.

Jenis Item: Skripsi (Doctoral)
Subjects: 2X7 FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA > 2X7.3 Pendidikan Islam
Divisions: Program Pasca Sarjana > Program Doktor > Disertasi Doktor
Pengguna yang mendeposit: Mrs Hildayati Raudah
Date Deposited: 11 Mar 2019 09:31
Last Modified: 11 Mar 2019 09:31
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/5486

Actions (login required)

View Item View Item