Konsep Suhraward³ al-Maqt­l tentang manusia (Kajian atas kitab ¦ikmat al-Isyr±q)

Ja'far, Ja'far (2013) Konsep Suhraward³ al-Maqt­l tentang manusia (Kajian atas kitab ¦ikmat al-Isyr±q). Masters thesis, Pascasarjana UIN-SU.

[img]
Preview
Text
Tesis Ja'far.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Suhraward³ (1153-1191 Masehi) dikenal sebagai seorang filsuf pendiri filsafat Iluminasi. Gagasan filsafat Iluminasinya telah memberikan kontribusi besar bagi dunia pemikiran Islam. Ia berhasil mendirikan aliran filsafat Iluminasi, aliran pemikiran Islam keempat setelah teologi, filsafat Peripatetik dan tasawuf. Ruang lingkup pemikirannya sangat luas. Sebab itulah, penelitian ini hanya akan meneliti pemikiran Suhraward³ tentang manusia. Penelitian ini didasari oleh sejumlah alasan. Pertama. Sejumlah sarjana Klasik telah melontarkan kritik tidak objektif terhadap pemikiran Suhraward³ seperti konsepnya tentang metafisika baik masalah Tuhan, alam, dan manusia, sehingga kritikan ini membuat Suhraward³ harus dikenai hukum mati. Kedua. Suhraward³ telah dipandang oleh para sarjana secara bervariasi, apalagi pandangan tokoh ini tentang persoalan metafisika. Sejumlah sarjana memandang ajaran Suhraward³ secara berbeda, baik pandangan positif maupun pandangan negatif. Ketiga. Suhraward³ telah mengkritik, bahkan renovasi terhadap konsep manusia para filsuf Muslim Paripatetik. Ia bahkan mengkritik konsep para filsuf tentang metafisika, filsafat alam, dan psikologi. Keempat. Sedikit sekali para sarjana Muslim meneliti tentang pemikiran Suhraward³, padahal gagasan tokoh ini mampu memberikan kontribusi besar bagi dunia pemikiran Islam Kontemporer. Dari sekian pemikiran Suhraward³, para sarjana Muslim belum meneliti secara serius konsepnya tentang manusia. Masalah penelitian ini adalah bagaimanakah pandangan Suhraward³ tentang manusia?. Secara khusus, penelitian ini akan menjawab tiga masalah yaitu bagaimanakah pandangan Suhraward³ tentang asal-usul manusia?; bagaimanakah pandangannya tentang hakikat manusia?; dan bagaimanakah pandangannya tentang akhir kehidupan manusia?. Sebab itu, penelitian ini ingin mengetahui konsepsi Suhraward³ tentang manusia mencakup asal-usul manusia, hakikat manusia, dan akhir kehidupan manusia. Penelitian ini akan menggunakan pendekatan filsafat (philosophical approach) dan pendekatan sejarah (historical approach), karena penelitian ini mengkaji pemikiran filsafat seorang filsuf masa lampau. Sebab itulah, penelitian ini disebut sebagai penelitian biografis. Sumber data penelitian ini dibagi menjadi dua yakni: (1). Sumber primer yaitu ¦ikmat al-Isyr±q. (2). Sumber sekunder yaitu karya-karya berupa buku, hasil riset, dan artikel yang membahas tentang biografi dan pemikiran Suhraward³. Secara metodologis penelitian ini bersifat analisis deskriptif, yakni menguraikan secara teratur dan sistematis seluruh konsep pemikiran tokoh dimaksud. Agar konsep-konsep pemikiran tokoh bisa dipahami secara baik, maka analisis dilakukan dengan menggunakan metode koherensi intern, yakni dengan menetapkan inti pikiran mendasar dan topik-topik sentralnya pada pemikiran tokoh tersebut, serta interpretasi, yakni menyelami pemikiran tokoh untuk menangkap makna yang terkandung secara khas dalam konsep pemikiran tokoh tersebut. Dengan cara inilah pemikiran Suhraward³ al-Maqt­l tentang manusia diharapkan akan bisa diketahui secara utuh dan menyeluruh. Penelitian ini berhasil menjawab tiga masalah penelitian ini. Pertama. Menurut Suhraward³, Allah Swt tidak menciptakan manusia secara langsung, tetapi melalui perantara. Bahwa cahaya pengatur manusia, yakni N­r Isfahbad (Jibr³l), menjadi perantara itu. Cahaya Pengatur ini memberikan ruh dan akal kepada raga manusia. Sementara raga manusia berasal dari perpaduan sempurna tiga unsur yakni tanah, air dan udara, kendati unsur tanah lebih mendominasi. Kedua. Menurut Suhraward³, manusia memiliki indera eksternal seperti daya penglihat (mata), daya pendengar (telinga), daya peraba (kulit), daya pencium (hidung), dan daya perasa (lidah); dan indera internal, kendati semua kekuatan indera internal berasal dari kekuatan cahaya Isfahbad. Selain itu, manusia memiliki daya-daya jiwa tumbuh-tumbuhan seperti makan, tumbuh, dan reproduksi; dan daya-daya jiwa binatang seperti makan, tumbuh, reproduksi, dan bergerak (seperti marah, nafsu dan birahi). Selain itu, cahaya pengatur manusia, yakni Jibr³l (al-Isfahbad al-Nasut), memberikan jiwa rasional kepada raga manusia. Selain itu, manusia bisa mengalami kesatuan spiritual yakni ketika manusia menemukan cahaya pengatur dirinya di alam cahaya Pengatur. Selain itu, Suhraward³ menyatakan pula bahwa para teosof Iluminasi (penggabung filsafat diskursif dan tasawuf) sebagai sosok manusia sempurna, khalifah Allah Swt, dan pemimpin manusia pasca-kenabian. Sebab itulah, selain manusia wajib mentaati Allah Swt, dan Nabi Muhammad Saw, manusia diperintahkan menjadikan teosof sebagai sandaran hidup. Ketiga. Suhraward³ menolak konsep reinkarnasi para filsuf bahwa ketika manusia mati, maka jiwanya akan memasuki raga binatang rendah. Menurutnya, pasca-kematian, jiwa manusia akan memasuki alam mi£al. Para pembangkang risalah Tuhan akan memasuki neraka dan ia akan dibangkitkan dalam rupa tertentu seperti prilaku duniawinya. Orang-orang mukmin dan para ahli zuhud akan memasuki surga. Surga dan neraka berada dalam alam mi£al ini. Sementara para nabi dan teosof akan memasuki alam cahaya tertinggi, bahkan mereka akan mampu mendekati sumber segala cahaya, yakni Allah Swt. Selain itu, manusia beriman akan menerima ganjaran dunia dan ganjaran akhirat. Sementara manusia sesat akan menerima balasan besar baik balasan dunia maupun balasan akhirat.

Jenis Item: Skripsi (Masters)
Subjects: 2X7 FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA
Divisions: Program Pasca Sarjana > Program Magister > Thesis Master
Pengguna yang mendeposit: Mr. Imran Benawi
Date Deposited: 30 Oct 2017 07:38
Last Modified: 30 Oct 2017 08:14
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/2804

Actions (login required)

View Item View Item