Aṣḥābul A‘rāf Menurut Imam Qurtubi (580-671 H) Dalam Tafsir Al-Jāmi‘ Li Aḥkām Al-Qur’ān.

Maharani, Maharani (2024) Aṣḥābul A‘rāf Menurut Imam Qurtubi (580-671 H) Dalam Tafsir Al-Jāmi‘ Li Aḥkām Al-Qur’ān. Diploma thesis, UIN Sumatera Utara.

[img] Text
1__cover_ok.pdf

Download (745kB)
[img] Text
BAB_I_Maharani.pdf

Download (668kB)
[img] Text
BAB_II_Maharani.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB_III_Maharani.pdf

Download (547kB)
[img] Text
BAB_IV_Maharani.pdf

Download (885kB)
[img] Text
BAB_V_Maharani.pdf

Download (451kB)
[img] Text
DAFTAR_PUSTAKA_Maharani.pdf

Download (265kB)

Abstract

Kehidupan di dunia hanyalah sementara. Adapun kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan di akhirat kelak. Mayoritas umat Islam hanya mengetahui adanya surga dan neraka saja. Akan tetapi ada sebuah tempat yang berada di antara surga dan neraka yaitu a‘rāf sebagaimana telah Allah sebutkan dalam surah Al-A‘rāf ayat 46-49. A‘rāf merupakan pagar pembatas antara surga dan neraka dan diatasnya terdapat orang-orang. Adapun orang-orang yang berada di atas a‘rāf disebut aṣḥābul a‘rāf. Terdapat banyak perbedaan pendapat mengenai siapakah yang dimaksud dengan aṣḥābul a‘rāf. Ada yang mengatakan mereka adalah orang-orang yang imbang antara kebaikan dan keburukan. Banyak juga yang mengatakan bahwa mereka adalah ahli ulama, para nabi, dan sekelompok orang yang memiliki kedudukan tertinggi di sisi Allah. Dalam penelitian ini, penulis bertujuan untuk meneliti makna aṣḥābul a‘rāf dalam pandangan imam Qurtubi, faktor-faktor yang melatarbelakangi penafsirannya, dan sekaligus dampak penafsirannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Kemudian pendekatan yang digunakan adalah kepustakaan (library research). Hasil penelitian yang ditemukan penulis yaitu terdapat sepuluh pendapat mengenai makna aṣḥābul a‘rāf yang dikutip oleh imam Qurtubi dalam tafsir AlJāmi‘ Li Aḥkām Al-Qur’ān. Kemudian ada satu pendapat yang ditarjih oleh imam Qurtubi yang mengatakan bahwa makna aṣḥābul a‘rāf adalah malaikat. Hal tersebut berdasarkan riwayat Abu Mijlaz yang mengatakan bahwa kata ل جاَ رِ disini bermakna malaikat dan malaikat itu adalah laki-laki bukan perempuan. Sehingga tidak mengapa menyebut mereka sebagai laki-laki. Sebagaimana kaum jin disebut dengan laki-laki dalam QS. Al-Jinn: 6, maka hal tersebut juga dapat diqiyaskan kepada malaikat. Kemudian dalam tafsir Al-Qurtubi dikatakan lafaz surah Al-A‘rāf ayat 48 مۡكُ ى َعنۡ ُكۡم َجۡمعُ ٰ اَ ۡغن ۤ َما ۡوا ُ الَق merupakan perkataan aṣḥābul a‘rāf kepada penghuni neraka dan untuk menjelek-jelekkan mereka. Kemudian َجـنَّةَ ََل 49 ayat pada ۡ ُوا ال ۡم تَۡح َزنُۡو َن ُۡد ُخل ا تُ اَنۡ َوََلۤ perkataan merupakan َخۡو ف َعلَۡي ُكۡم aṣḥābul a‘rāf kepada penghuni surga dan sekaligus untuk membuat penghuni neraka semakin sedih dan menyesal. Faktor-faktor yang melatarbelakangi penafsirannya yaitu faktor kebahasaan, faktor historis terjadinya perang pemikiran karena perbedaan ideologi, dan faktor dalil serta riwayat penguat argumentasi.

Jenis Item: Skripsi (Diploma)
Subjects: 2X1 AL QURAN DAN ILMU TERKAIT > 2X1.3 Tafsir Al-Quran
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam > Ilmu Al-quran dan Tafsir > Skripsi
Pengguna yang mendeposit: Mrs Siti Masitah
Date Deposited: 05 Feb 2025 04:10
Last Modified: 05 Feb 2025 04:10
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/24629

Actions (login required)

View Item View Item