Daulay, M. Saleh (2012) Hukum memakai masker ketika berihram haji dan umrah (Studi terhadap KBIH Kota Medan). Masters thesis, Pascasarjana UIN-SU.
|
Text
Tesis M. Saleh Daulay.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Penelitian tentang hukum memakai masker ketika berihram haji dan umrah (studi terhadap KBIH Kota Medan) bertujuan untuk mengetahui hukum memakai masker ketika berihram haji dan umrah menurut pendapat Imam Syafi‘i, dan pendapat pimpinan, ustad dan jama‘ah KBIH Kota Medan tentang hukum memakai masker ketika berihram haji dan umrah, serta urgensitas penggunaan masker ketika berihram haji dan umrah. Penelitian ini dikategorikan pada penelitian kuantitatif. Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sosio legal approach: karena penelitian ini terfokus pada gejala sosial dan hukum dalam masyarakat, dalam hal ini adalah KBIH Kota Medan. Ini termasuk penelitian hukum Islam empiris. Sumber data dalam penelitian ini adalah 10 (sepuluh) KBIH Kota Medan yang menjadi sumber primernya. Penelitian ini juga didukung oleh sumber sekunder berupa karya yang berkaitan dengan topik kajian. Penelitian ini menyimpulkan hukum memakai masker ketika berihram haji dan umrah menurut pendapat Imam Syafi’i adalah boleh. Hal ini sesuai dengan pendapatnya dalam kitab al-Umm yang menyebutkan “boleh bagi laki-laki menutup keseluruhan wajahnya tanpa ada kesulitan dan tidak boleh hal tersebut (menutup wajah bagi perempuan)”. Pendapat ini juga didukung oleh mayoritas mazhab Syafi’i. Ada dua pendapat pimpinan, ustad dan jama‘ah KBIH Kota Medan tentang hukum memakai masker ketika berihram haji dan umrah yaitu: (1) Pendapat (pimpinan, ustad dan jama‘ah) KBIH Kota Medan yang membolehkan memakai masker ketika berihram haji dan umrah. 9 (sembilan) dari 10 (sepuluh) KBIH Kota Medan yang diteliti yaitu KBIH Al-Arafah, KBIH Al-Adliyah, KBIH Al-Abidin, KBIH Al-Mahyuddiniyyah, KBIH Jabal Noor, KBIH Muhammadiyah, KBIH As-Sakinah, KBIH Hijir Ismail, KBIH Salman Al-Farisi menyatakan boleh memakai masker ketika berihram haji dan umrah. Dari 9 (sembilan) KBIH Kota Medan tersebut dirinci lagi bahwa 1 (satu) di antaranya yaitu KBIH Al-Adliyah ada sebagian kecil di antara jama‘ahnya menyatakan tidak setuju untuk memakai masker dengan alasan pimpinan KBIH dan ustad pembimbingnya tidak memaksakan mereka untuk memakai masker ketika berihram dan umrah. Di samping itu, dikarenakan rangkaian ibadah mereka khususnya dalam hal ibadah haji diwarnai oleh pendapat mazhab Syafi‘i, dan Departemen Agama dan tim medis kesehatan juga membolehkan bahkan menganjurkan memakai masker ketika berihram haji dan umrah mengingat kondisi lingkungan Makkah yang penuh dengan debu sehingga dikhawatirkan pelaksanaan ihram haji dan umrah tidak berjalan dengan baik (khusyu’). (2) Pendapat (pimpinan, ustad dan jama‘ah) KBIH Kota Medan yang tidak membolehkan memakai masker ketika berihram haji dan umrah yaitu KBIH Padang Arafah yang cenderung mengarah kepada pendapat Imam Hanafi yang menyatakan tidak dibolehkan memakai masker (penutup wajah) ketika berihram haji dan umrah. Alasan lain adalah bahwa kurang sopan memakai masker ketika berihram haji dan umrah ketika memasuki Masjidil Haram (untuk salat dan tawaf) dan Masjid Nabawi (untuk salat saja), walaupun menurutnya tidak masalah (boleh) memakai masker ketika berihram haji dan umrah. Di samping itu, jama‘ah KBIH Arafah ini dipenuhi oleh kalangan intelektual sehingga jama‘ah tersebut memiliki argumen masing-masing sebagai dasar dalam pelaksanaan ihram ketika haji dan umrah. Urgensitas penggunaan masker ketika berihram haji dan umrah adalah dapat memperlancar dan membantu kekhusyukan ibadah haji dan umrah khususnya dalam hal berihram.
Jenis Item: | Skripsi (Masters) |
---|---|
Subjects: | 2X4 FIQH > 2X4.1 Ibadah > 2X4.15 Haji |
Pengguna yang mendeposit: | Mr. Imran Benawi |
Date Deposited: | 19 Sep 2017 01:08 |
Last Modified: | 19 Sep 2017 01:08 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/2100 |
Actions (login required)
View Item |