LARANGAN MENJUAL AYAT ALLAH DENGAN HARGA MURAH DALAM AL-QUR’AN (MENURUT IMAM AL QURTHUBI DAN REALITANYA DALAM KEHIDUPAN)

Saragih, Nahdhatul Hasanah (2023) LARANGAN MENJUAL AYAT ALLAH DENGAN HARGA MURAH DALAM AL-QUR’AN (MENURUT IMAM AL QURTHUBI DAN REALITANYA DALAM KEHIDUPAN). Skripsi thesis, State Islamic University of North Sumatra.

[img] Text
BAB_1.pdf

Download (553kB)
[img] Text
BAB_2.pdf

Download (494kB)
[img] Text
BAB_3.pdf

Download (455kB)
[img] Text
BAB_4.pdf

Download (641kB)
[img] Text
DAPUS_+_LAMPIRAN.pdf

Download (352kB)

Abstract

Masalah imbalan, upah, pembayaran atau apapun namanya, memang masih jadi polemik di masyarakat. Tidak saja bagi pengajar Al-Qur’an, Dai’ atau penceramah, dan lainnya yang menerimanya (upah), tetapi juga umat yang memberikannya. Aspek budaya “perasaan” dan ketidaktahuan tentang hukumnya adalah beberapa faktor penyebabnya. Dalam Al-Qur’an lafadz Tsamanan Qalīlā (harga yang sedikit/rendah) disebutkan ada sembilan ayat yaitu Q.S. Al-Baqarah [2]: 41, 79, 174, Q.S. Ali Imran [3]: 77, 187, 199, Q.S. Al-Maidah [5]: 44, Q.S. At-Taubah [9]: 9, Q.S. An-Nahl [16]: 95. Lafadz Tsamanan Qalīlā dalam al-Qur’an tidak lepas kaitannyaa dengan lafadz اشترى. اشترى sendiri dilihat dari terjemahan ayat-ayat diatas memiliki arti, seperti “menukar” dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 41, 79, Ali Imran [3]: 77, 187, 199, Q.S. Al￾Maidah [5]: 44, Q.S. At-Taubah [9]: 9, Q.S. An-Nahl [16]: 95, arti “menjual” dalam Q.S. Al-Baqarah [2]: 174. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pemahaman mengenai larangan menjual ayat Allah dengan harga murah yaitu tidak boleh menukar ayat Allah untuk mendapatkan bagian dari kehidupan dunia atau menggambil upah dalam mengajarkannya seperti halnya kemegahan dunia dan seisinya. Juga mengetahui biografi dari Imam Al Qurthubi dan Tafsir al-Jami’ Li Ahkam Al-Qu’ran Wa al￾Mubayyin LimaTadhammanuhu Min al-Sunnati Wa Ayi al-Furqanserta mengetahui makna dari larangan menjual ayat Allah dengan harga murah menurut Imam Al Qurthubi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan (library research) dan metode Al-Qur’an yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode Tahili (Analisis). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini secara keseluruhan merujuk pada sumber kepustakaan yang terdiri dari kitab-kitab fikih, tafsir, buku/jurnal hukum yang terkait dengan juduk penelitian serta bahan pustaka lainnya yang dapat memberikan objek dan fokus masalah yang akan dikaji. Adapun hasil dari penelitian ini bahwa bahwa redaksi “jual beli ayat” dalam pembahasan ini tidak bermakna secara hakekat, akan tetapi menggunakan kiasan atau majas Isti’aroh Tashriihiyyah yaitu sebuah ungkapan perumpamaan yang sangat eksplisit. Adapun indikasi dari larangan menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah antara lain yaitu: pertama menggunakan dan mencari ayat untuk tujuan salah. Kedua, menyamarkan ayat Allah yang sudah gamblang maknanya. Ketiga, kebenaran yang sudah nyata sekali disampaikan secara tidak tegas. Keempat, tidak mau mengingatkan dan menyampaikan kebenaran, dan yang kelima yaitu tidak mau belajar ilmu Agama. Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjadi karya ilmiah baru untuk pengembangan ilmu di UIN Sumatera Utara sehingga memperkaya wawasan dunia pendidikan agar mahasiswa faham makna dari kata kadzib, ifku,dan iftira’. Juga dapat menjadi referensi dan bahan masukan untu peneliti lainnya. Dapat pula digunakan sebagai jembatan pemahaman bagi permasalah yang muncul di masyarakat.

Jenis Item: Skripsi (Skripsi)
Pengguna yang mendeposit: Mrs. Alvina Syafila Harahap
Date Deposited: 02 Dec 2023 17:21
Last Modified: 02 Dec 2023 17:21
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/20743

Actions (login required)

View Item View Item