KEDUDUKAN PERKAWINAN DI BAWAH UMUR MENURUT PENDAPAT FIQIH SYAFI`I DAN UNDANG-UNDANG MALAYSIA AKTA 21 (1971)

Sa'ad, Muhammad Alif Bin (2017) KEDUDUKAN PERKAWINAN DI BAWAH UMUR MENURUT PENDAPAT FIQIH SYAFI`I DAN UNDANG-UNDANG MALAYSIA AKTA 21 (1971). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

[img] Text
Skripsi Pdf.pdf

Download (1MB)

Abstract

Diangkat menjadi sebuah penulisan ilmiah bagi membahaskan mengenai kedudukan perkawinan di bawah umur mengikut undang-undang dan pendapat fiqih Syafi`i di Malaysia mengenai kelangsungan perkawinan. Penelitian ini dimulai dengan latar belakang masalah yang akan menjelaskan tentang kedudukan umur perkawinan mengikut Akta 21 umur dewasa 1971 tentang umur minimum umur dewasa yang membolehkan seseorang itu berkawin. Akta tersebut menyatakan bahwa Umur dewasa Tertakluk kepada seksyen 4, dewasa bagi semua lelaki adalah 18 tahun dan perempuan ialah 16 tahun dan tiap-tiap laki-laki dan wanita yang mencapai umur itu ialah berumur dewasa di Malaysia. Adalah kecualian Tiada apa-apa jua dalam Akta ini boleh menyentuh-keupayaan mana-mana orang untuk bertindak dalam perkara yang berikut, iaitu, perkahwinan, perceraian, mas kahwin dan pengambilan anak angkat. Berkaitan dengan syarat-syarat yang perlu dipenuhi bagi rukun mempelai pria dan wanita, undang-undang keluarga Islam di Malaysia menetapkan had syarat umur walaupun syara` tidak menetapkannya. Juga meninjau pandangan dan pendapat fiqih Syafi`i dalam menentukan umur seseorang untuk melangsungkan perkawinan seperti mana yang dinyatakan dalam kitab Al-Umm yang menurut fiqih Syafi`i bahwa usia baligh untuk melaksanakan perkawinan adalah berusia lima belas (15) tahun yang mempunyai sedikit perbezaan dengan undangundang Malaysia. Oleh karena itu, penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana undang-undang perkawinan bawah umur yang diamalkan di Malaysia dan sejarah ringkas mengenainya hingga ia di aktakan, mengetahui alasan ulama-ulama Islam khususnya pandangan fiqih Syafi`i tentang kedudukan perkawinan bawah umur dan pandangan agama yang terkait sesuai dengan hukum positif yang berlaku di Malaysia. Dalam penelitian ini, penulisan menggunakan metode penelitian kepustakaan bagi mendapat dan mengumpulkan data. Sumber data dari penelitian ini terdiri dari sumber skunder. Di akhir penelitian ini, penulis akan mengemukakan hal yang mendasari adanya pembatasan umur dalam melangsungkan sebuah perkawinan baik menurut Undang-undang Malaysia Akta 21 umur dewasa 1971 serta akibat hokum berkaitan perkawinan dibawah umur menurut fiqih Syafi`I dan undang-undang Malaysia akta 21 (1971).

Jenis Item: Skripsi (Skripsi)
Subjects: 2X4 FIQH > 2X4.3 Hukum Perkawinan / Munakahat
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Ahwal Syakhshiyyah > Skripsi
Pengguna yang mendeposit: Ms Nurul Hidayah Siregar
Date Deposited: 13 Mar 2023 07:51
Last Modified: 13 Mar 2023 07:51
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/18102

Actions (login required)

View Item View Item