Implementasi bimbingan Konseling Islami Di Man 2 Model Medan

Situmorang, Tarmizi (2016) Implementasi bimbingan Konseling Islami Di Man 2 Model Medan. Doctoral thesis, Pascasarjana UIN Sumatera Utara.

[img]
Preview
Text
Disertasi Tarmizi Situmorang Lengkap 1 .pdf

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text
HKI KARYA TULIS.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Bimbingan Konseling Islami di Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan dalam mengembangkan kemandirian siswa Madrasah Aliyah Negeri 2 Model Medan. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dan studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang berupaya mengumpulkan data, informasi dan keterangan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati situasi sosial yang dilakukan oleh subjek utama. Subjek utama dalam penelitian ini adalah Konselor Sekolah yang berlatar belakang pendidikan Sarjana Bimbingan Konseling Islam alumni Fakultas Tarbiyah Program Studi Bimbingan Konseling Islam IAIN Sumatera Utara Medan. Praktik pelaksanaan Bimbingan Konseling Islami di MAN 2 Model Medan untuk menyelesaikan permasalahan siswa dalam hal teknisnya tidak jauh berbeda dengan model bimbingan konseling konvensional, yaitu memberikan layanan Orientasi, Informasi, Pembelajaran, Bimbingan Kelompok, Konseling Kelompok, sesuai dengan kebutuhan siswa baik secara kelompok maupun individual. Perbedaan yang tampak pada bimbingan konseling Islami di MAN 2 Model Medan adalah dalam hal isi bimbingan dan konseling, konten atau isi materi selalu berkaitan dengan agama seperti “cara hidup sehat ala Rasulullah”, “Belajar dalam pandangan Islam”, “Hakikat diciptakannya manusia”, “Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan” dan lain-lainnya Proses layanan konseling Islami, yang dilaksanakan adalah layanan konseling individu, Konselor Sekolah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk menyelesaikan masalah siswa baik yang datang atas kemauan sendiri maupun yang datang karena dipanggil. Peneliti menemukan siswa yang datang karena dipanggil, adalah siswa yang memiliki catatan perilaku buruk seperti bolos, tidak mengerjakan tugas, membuat keributan di dalam kelas, tidak sopan kepada guru. Kemudian Konselor Sekolah terlebih dahulu mengidentifikasi masalah siswa tersebut. Hasil diagnosis menunjukakkan bahwa siswa tersebut sedang memiliki masalah broken home. Prognosis dan treatment Islami dilakukan guna membantu siswa meyelesaikan masalahnya secara mandiri dengan mengajak siswa untuk memohon bantuan kepada Allah agar diberi kemudahan dan menjadikan Allah sebagai sandaran serta melakukan teknik modeling tentang kebermaknaan hidup (meaning life). Temuan yang diperoleh setelah melakukan follow-up , perilaku siswa berangsur normal seperti siswa pada umumnya. Salah satu yang menyebabkan siswa dapat menerima kondisinya adalah menjadikan Allah sebagai sandaran saat timbul masalah dan perhatian orang tua terhadap sikap belajar anak di sekolah dan di rumah. Praktik pelaksanaan konseling Islami bagi siswa yang datang atas kemauan sendiri untuk menjumpai Konselor Sekolah dapat dikatakan lebih mudah, dikarenakan siswa telah mampu menyadari kekurangan yang dimilikinya, sehingga Tugas pembimbing adalah mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa sesuai dengan tuntunan Ilahi yang tertera di dalam Al-Qur‟an dan Hadits (Masdharul Awwal). Dengan demikian penerapan bimbingan konseling Islami di MAN 2 Model Medan merupakan hasil kolaborasi antara bimbingan konseling konvensional dan Islami. Namun mampu membantu meningkatkan kesadaran diri siswa tentang nilai Islam yang menetapakan komunikasi triadic. Hasil asesmen dengan menggunakan teknik non-tes alat ungkap masalah siswa, ditemukan bahwa permasalahan pendidikan dan pelajaran menjadi fokus utama masalah siswa dan diikuti masalah jasmani dan kesehatan. Untuk mengatasi masalah di atas maka dilakukan dengan cara melaksanakan Bimbingan dan memberikan layanan responsif. Dalam rangka memaksimalkan proses layanan Bimbingan Konseling Islami, MAN 2 Model Medan memiliki fasilitas ruangan konseling individu, ruang kerja konselor sekolah dan catatan permasalahan siswa. Namun demikian, masih terdapat beberapa faktor yang menghambat pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling Islami, seperti, jumlah konselor sekolah yang minim (3 orang), dan menangani 360 siswa, serta sarana dan prasarana yang belum mendukung proses layanan Bimbingan Konseling Islami. Profesionalitas konselor sekolah di MAN 2 Model Medan, dapat dikatakan cukup baik.

Jenis Item: Skripsi (Doctoral)
Subjects: 2X7 FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA > 2X7.3 Pendidikan Islam
2X7 FILSAFAT DAN PERKEMBANGANNYA > 2X7.3 Pendidikan Islam > 2X7.33 Tingkat stanawiyah dan ‘aliyah
Pengguna yang mendeposit: Mr. Imran Benawi
Date Deposited: 11 Jul 2017 01:39
Last Modified: 28 Jan 2020 07:32
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/1791

Actions (login required)

View Item View Item