Fitri, Maulida Sania (2022) Penggunaan Jasa Pawang Hujan Dan Pengaruhnya Dalam Keabsahan Akad Nikah Pada Pelaksanaan Walimatul‘urs Menurut Pandangan Ulama Kecamatan Secanggang. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
Text
COVER.pdf Download (74kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (128kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (125kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (94kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (82kB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (31kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (140kB) |
Abstract
Pada kalangan masyarakat Kecamatan Secanggang terdapat kebiasaan masyarakat dalam melaksanakan walimatul‘urs dengan menggunakan praktik pawang hujan, dalam hal ini terdapat beberapa persyaratan pada ritual dari pawang hujan tersebut diantaranya sesajen. Masyarakat setempat mempercayai akan hal ini kepada pawang hujan, dan apabila hal ini tidak dijalankan maka pihak mempelai pengantin beranggapan akan mendapatkan kesialan seperti acara walimah yang menjadi berantakan karena turunnya hujan. Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui pelaksanaan walimatul‘urs menurut hukum Islam, bagaimana konsep ritual pawang hujan dan praktiknya dalam pelaksanaan walimatul‘urs di kecamatan Secanggang, dan bagaimana pandangan Ulama Kecamatan Secanggang tentang hukum jasa pawang hujan dan pengaruh keabsahan akad nikah pada pelaksanaan walimatul‘urs Pembahasan dan jenis penelitian ini menggunakan penelitian normatif dan kualitatif. Adapun teknik dan instrumen pengumpulan bahan dilakukan dengan metode wawancara dengan beberapa informasi dari narasumber dan di lengkapi dengan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa walimatul‘urs dalam hukum Islam tidak ditemukan pada Al-Qur’an tetapi hanya ditemui dari beberapa hadits dan ijma’, jumhur ulama berpendapat bahwa hukum mengadakan walimah adalah sunnah muakad dan menepati undangan walimah itu wajib ’ain, ini diambil dari pendapat jumhur Ulama mazhab seperti Al- Malikiyyah dan dari pendapat kalangan Imam Syafi’i, terkecuali Hanabilah yang menilai walimatul‘urs itu tidak dianjurkan, Syarat sah akad nikah apabila akad nikah tersebut memenuhi syarat-syarat akad nikah, yakni: syarat in’iqad, syarat shihah, syarat nafaz dan syarat luzum. Terdapat dua praktik dan ritual keyakinan pawang hujan yakni meminta bantuan kepada Allah dan meminta bantuan selain kepada Allah, adapun meminta bantuan kepada Allah murni tanpa adanya persyaratan hanya meminta doa sesuai syari’at, dan bagi yang meminta bantuan selain kepada Allah memiliki persyaratan berupa sesajen, yang di yakini ditujukan kepada makhluk halus. Hukum pawang hujan adalah haram menurut MUI Kecamatan Secanggang dan ini merupakan perbuatan yang syirik karena memiliki persyaratan sesajen yang ditujukan kepada makhluk halus, serta penggunaan jasa pawang hujan dalam pengaruh keabsahan akad nikah ini tidak menjadi masalah karena tidak termasuk di dalam syarat dan rukun perkawinan. Adapun meminta do’a kepada orang yang ahli agama (tawassul) ini boleh. Sedangkan dari pendapat Ulama Kecamatan Secanggang non ormas berpendapat ini adalah perbuatan yang haram ditengah perbuatan yang halal, dan tidak dibenarkan untuk meminta bantuan do’a kepada seseorang sekalipun tidak adanya unsur persyaratan yang menyalahkan akidah, serta tidak meyakini keimanan sendiri.
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 2X4 FIQH > 2X4.3 Hukum Perkawinan / Munakahat |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ahwal Syakhshiyyah > Skripsi |
Pengguna yang mendeposit: | Ms Nurul Hidayah Siregar |
Date Deposited: | 28 Feb 2023 03:18 |
Last Modified: | 28 Feb 2023 03:18 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/17840 |
Actions (login required)
View Item |