Nisa, Khairatun (2022) Persepsi Mahasiswa Fakultas Syari'ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Tentang Perceraian Di Luar Pengadilan. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Text
KHAIRATUN NISA ASLI.pdf Download (1MB) |
Abstract
Perceraian adalah peristiwa yang bisa terjadi dalam ikatan pernikahan. Hukum Islam mengatur tentang ketentuan mengenai hal ini, yang digali dari dalil-dalil hukum syar’i. seiring perkembangan zaman, ketentuan talak mengalami dinamika perubahan dalam rangka mencapai maqashid asy-syar’iah. Salah satunya adalah keabsahan mengucapkan talak diluar pengadilan, yaitu antara sah dan tidak sah. Mahasiswa sebagai pengkaji dan peneliti hukum Islam perlu diketahui persepsinya tentang kajian normatif ucapan talak diluar pengadilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pertama, aturan perceraian dalam kajian fikih dan Peraturan Perundang-undangan. Kedua, persepsi mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara tentang perceraian di luar pengadilan. Ketiga, analisis terhadap pemahaman mahasiswa tentang perceraian di luar pengadilan. Penelitian ini adalah penelitian normatif, teori yang dipakai sebagai alat analisis adalah teori kepastian hukum. Pengumpulan data adalah melalui wawancara dengan Mahasiswa Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Penelitian ini menemukan bahwa: Pertama, dalam ketentuan fikih klasik, ucapan talak yang sharih yang diucapkan suami hukumnya sah dan tidak harus melalui pengadilan. Sedangkan secara yuridis, perceraian hanya dapat dilakukan di depan persidangan pengadilan. Kedua, Mahasiswa yang mengatakan perceraian di luar pengadilan sah sebanyak 62% yang semuanya berargumentasi sesuai dengan fikih bahwa perceraian bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja asalkan sudah memenuhi rukun dan syarat perceraian , dan mahasiswa yang mengatakan perceraian di luar pengadilan tidak sah sebanyak 38% yang berargumentasi bahwa sesuai dengan pasal 115 KHI dan pasal 39 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974. Ketiga, Dari kedua pendapat tentang sah atau tidaknya perceraian di luar pengadilan bisa diterima dengan baik karena keduanya benar, namun alangkah baiknya perceraian dilakukan di depan sidang pengadilan untuk menghindari dampak-dampak yang akan terjadi setelahnya.
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Persepsi, Perceraian, di luar Pengadilan |
Subjects: | 300 Social sciences > 340 Law > 346 Private law |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ahwal Syakhshiyyah > Skripsi |
Pengguna yang mendeposit: | Mr Muhammad Aditya |
Date Deposited: | 10 Aug 2022 04:45 |
Last Modified: | 10 Aug 2022 04:45 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/14879 |
Actions (login required)
View Item |