Muhammad, Muhammad (2021) Hakam Dan Mediasi Dalam Perkara Syiqaq (Studi Kasus Di Mahkamah Syar’iyah Bireuen-Aceh). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
|
Text
SIDANG TESIS.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Mediasi adalah upaya damai yang diselenggarakan di lingkungan peradilan dalam menyelesaikan setiap perkara perdata yang bersifat gugatan. Mahkamah Syar‟iyah Bireuen merupakan salah satu lembaga peradilan yang sebelumnya dikenal dengan nama Peradilan Agama. Kewenangannya bukan hanya menyelesaikan perkara perkawinan, melainkan juga bidang mu‟amalah dan jinayah. Penulis melakukan penelitian di Mahkamah Syar‟iyah Bireuen yang berkenaan dengan mediasi dan hakam (hakim) dalam penyelesaian syiqāq. Ada tiga rumusan masalah dalam kajian ini, yaitu: (1) bagaimana peran hakam Mahkamah Syar‟iyah Bireuen sebagai mediator terhadap penyelesaian perkara syiqāq dalam mengurangi angka perceraian; (2) bagaimana efektivitas mediasi perkara syiqāq dalam mengurangi angka perceraian di Mahkamah Syar‟iyah Bireuen; dan (3) bagaimana kendala dan solusi dalam mediasi terhadap penyelesaian perkara syiqāq dalam mengurangi angka perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) yang bersifat kualitatif dengan pendekatan yuridis-empiris, yaitu penelitian yang beranjak dari data sekunder, kemudian melakukan pengkajian terhadap data primer di lokasi penelitian. Permasalahan yang dikaji adalah kasus yang fenomenal, maka penulis juga menggunakan pendekatan fenomenologis. Dari hasil penelitian penulis menyimpulkan tiga hal, yaitu: Pertama, hakam Mahkamah Syar‟iyah Bireuen dalam penyelesaian sengketa rumah tangga mempunyai peran ganda. Salah satu hakim yang memeriksa perkara di meja sidang juga menjadi mediator dalam acara mediasi. Hakim menjadi mediator hanya berperan sebagai fasilitator dalam mengupayakan perdamaian kedua belah pihak. Ia bukan eksekutor dan tidak punya hak dalam memutuskan perkara. Hakim yang ditunjukkan sebagai hakam berperan sebagai eksekutor dalam menyelesaikan perkara sesuai dengan laporan hasil mediasi dalam persidangan. Kedua, mediasi di Mahkamah Syar‟iyah Bireuen belum efektif akan tetapi sudah berjalan sesuai dengan regulasi yang diamanatkan dalam PERMA Nomor 2 Tahun 2003, PERMA Nomor 1 Tahun 2008 dan PERMA Nomor 1 Tahun 2016. Berdasarkan Alquran surat al-Nisā' ayat 35 masih ada hal-hal yang perlu dikaji kembali. Ketiga, acara mediasi di Mahkamah Syar‟iyah Bireuen masih terkendala dengan beberapa hal, yaitu: para pihak berebutan dalam menyampaikan kehendak, para pihak tidak menyetujui solusi yang ditawarkan, salah satu pihak tidak hadir, pertikaian yang dilaporkan sudah mengakar, tidak ada pengertian dari para pihak, keterbatasan mediator dan ruang mediasi yang masih kurang memadai.
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 2X4 FIQH |
Divisions: | Program Pasca Sarjana > Program Magister > Thesis Master |
Pengguna yang mendeposit: | Ms Novita Sari |
Date Deposited: | 22 Feb 2022 08:44 |
Last Modified: | 22 Feb 2022 08:44 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/13842 |
Actions (login required)
View Item |