Falsafah Luka

  • Whatsapp

Terluka itu sakit. Tidak sedikit yang menangis ketika terluka. Dan butuh waktu lama mengobatinya. Bagaimana mungkin orang yang terluka bisa bahagia, jika lukanya merusak sendi ketenangan, kesehatan dan kebiasaan. Maka semua orang yang terluka akan berupaya menyembuhkan luka-nya, memberi obat, mengikuti semua saran dokter dan juru rawat-nya.

Jika sedang terluka, berobatlah. Rawatlah luka dengan sungguh-sungguh sampai sembuh, sebelum luka mengering dan sembuh jangan benturkan kembali luka itu dengan benda atau apapun yang mengoyak kembali luka. Sebelum benar-benar sembuh, berhati hatilah berjalan, agar semua gerak tidak merusak jalan kesembuhan.

Baca Juga:

Luka selalu meninggalkan bekas. Tapi bekas luka harusnya tidak merubah rasa percaya diri. Bisa juga bekas luka membuat seseorang terlihat lebih memukau, bukan karena lebih terlihat cantik, tapi pengalaman terluka sering menjadikan seseorang lebih adaptif dengan semua keadaan yang akan terjadi. Setelah terluka bisa membuat seseorang lebih berhati-hati dalam gerak dan semua langkah, itulah alasan mengapa bekas luka mampu memukau banyak orang.

Tidak akan ada seorangpun yang merencanakan luka-nya. Tapi semua orang harus siaga-aktif untuk mengalami fase terluka. Banyak pengalaman yang dialami, dan pengalaman itu yang sering membuat siapapun yang terluka menjadi lebih elastis. Dan bekas luka tidak boleh melencengkan langkah, luka dan bekasnya harus menjawab semua soalan yang akan lahir di masa mendatang.

Falsafah luka yang identik dengan rasa sakit. Tapi selalu melahirkan hikmah. Seseorang akan tau makna besar sempurnanya sehat jika ia sedang terluka, bahagianya berjalan lincah, bahagianya berlari kencang, tidak meringis kesakitan, karena senyum tawa bahagia menjadi warna dari hidup tanpa luka. Jika kaki terluka akan sakit berjalan, mampu melewati langkah demi langkah saja sudah dianggap prestasi. Jika tangan terluka, maka semua gerak tangan akan menjadi sulit. Terasa bahagialah jika tangan bisa bergerak sigap tanpa ada yang menyakiti satu apapun. Apalah lagi jika yang terluka hati dan bathin, meski tak terlihat tapi efek sakita akan menyerang seluruh tubuh, dan efek sembuh akan bersemayam dalam ingatan.

Jika engkau sedang terluka, segeralah berobat. Berbenahlah, sembuhlah. Hanya itu kalimat yang bisa menjadi penawar keadaan. Tapi ada satu maklumat yang tak boleh dilupakan. Jika engkau terluka, jangan melukai, jika pernah terluka, jangan berencana melukai siapapun, jika engkau suatu saat akan terluka, maka sebelum itu terjadi, jangan pernah berniat melukai siapapun. Biarlah sakitnya terluka hanya engkau yang tau, selebihnya ajarkan dan maklumatkan kepada semua yang kau kenali agar jangan terluka, terutama pada luka yang pernah engkau alami.

Sebab terluka itu sakit, maka jangan pernah melukai. Meski luka telah sembuh tapi sering bekasnya mengabadikan kenangan, dan bekas itu membuat siapapun tidak bisa berjalan kembali seperti biasanya. Bagi yang sedang terluka carilah hikmah dan adaptasikan semua yang telah terjadi untuk hidup yang akan datang

Allah dalam Alquran Surah al Isra’ ayat 7 yang menjelaskan “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat,maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri”. Semoga kita semua adalah generasi yang terus menebar kebaikan meski pernah terluka. Wallahi a’lam. (*)

 

 

Pos terkait