Manurung, Hasri Wahyuni (2021) Penyelesaian Warisan Dari Pewaris yang Hilang Menurut Mazhab Syafi’i (Studi Kasus Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan). Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
|
Text
Bagi ''Skripsi Wisuda''-1-dikonversi.pdf Download (833kB) | Preview |
Abstract
Dalam ketentuan pembagian warisan diatur tentang kepastian kematian si pewaris. Begitu juga diatur tentang seorang yang hilang dan tidak diketahui keberadaannya dalam jangka waktu tertentu. Mafqud adalah orang yang sudah lama pergi meninggalkan tempat tinggalnya, tidak diketahui domisilinya dan tidak diketahui tentang hidup dan matinya. Jika tidak diketahui keberadaannya maka tidak boleh dibagikan harta miliknya kepada siapapun. Masalahnya di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan diketahui ada keluarga yang melakukan pembagian warisan milik pewaris yang mafqud padahal belum diketahui secara pasti kematiannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aturan pembagian warisan orang hilang dalam mazhab Syafi’i, untuk mengetahui praktik masyarakat Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan dalam menyelesaian warisan dari pewaris yang hilang, dan untuk mengetahui pendangan mazhab Syafi’i terhadap pembagian harta warisan pada masyarakat Kecamatan Simpang Kabupaten Asahan. Penelitian ini adalah penelitian normatif. Karena penelitian ini dilakukan dengan cara mengkaji serta menganalisis data dari bahan pustaka dan literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini akan mengkaji permasalahan dengan melihat kepada norma, literatur, yaitu fiqh Imam Syafi’i yang terkait dalam kewarisan orang yang mafqud. Penelitian ini menemukan tidak ada warisan sebelum orang yang mewarisi (pewaris) telah meninggal dunia, apabila pewaris tersebut sudah meninggal dunia, maka ahli waris itu ada. Mengenai orang yang hilang hartanya tidak boleh dibagikan hingga diketahui dengan yakin akan meninggalnya mafqud tersebut. Dalam memutuskan tentang kematian pewaris yang mafqud harus dengan bukti yang otentik,dan dengan jangka waktu lebih dari empat tahun. Mengenai praktik yang dilakukan ada lima keluarga yang melakukan pembagian warisan dari pewaris yang mafqud dengan alasan lamanya mafqud tersebut meninggalkan rumah tanpa kabar. Pandangan Mazhab Syafi’i terhadap pembagian warisan pada masyarakat di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Asahan menyalahi ketentuan pembagian. Hal tersebut dapat dilihat dari cara masyarakat memutuskan tentang kematian pewaris yang hilang (mafqud). Dalam hal ini masyarakat hanya berlandaskan pada lamanya kepergian si mafqud dari rumah.
Jenis Item: | Skripsi (Skripsi) |
---|---|
Subjects: | 2X4 FIQH > 2X4.4 Hukum Waris / Faraid |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > Ahwal Syakhshiyyah > Skripsi |
Pengguna yang mendeposit: | Ms Nurul Hidayah Siregar |
Date Deposited: | 11 Jan 2022 07:31 |
Last Modified: | 11 Jan 2022 07:31 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/13004 |
Actions (login required)
View Item |