Nasution, Muhammad Syukri Albani and Akbar, Ali (2021) Analisis Maqashid Syari’ah Terhadap Moderasi Beragama Dan Preferensi Politik Warga Nahdliyin (Studi Empiris Terhadap Pilkada Serentak 2020). CV. Merdeka Kreasi Group. ISBN 978-623-6198-27-8
Image
3c7e1749-a28a-4adc-a375-2bf10066a102.jfif Download (333kB) |
||
|
Text
Dummy Maqasyid Syariah Dr. Syukri Albani dan Ali Sakti.pdf Download (2MB) | Preview |
|
Image
c7e567e9-03f2-487d-91f0-d89b3e47074a.jfif Download (131kB) |
||
Image
b5e87523-0582-4f45-b1a9-573789a60cbc.jfif Download (49kB) |
Abstract
Pilkada yang dirancang sebagai demokrasi elektoral, dalam perjalanannya telah menyisakan sejumlah konflik kekerasan antar pendukung calon kepala daerah. Salah satu penyebabnya adalah isu keberagamaan. Berbagai solusi pun ditawarkan, termasuk pendapat yang menginginkan diterapkannya prinsip sekularisme. Akan tetapi, merupakan fakta jamak bahwa penduduk Indonesia merupakan penduduk yang beragama, sehingga sekularisasi politik tidak akan menyelesaikan permasalahan, di samping sekularisme itu sendiri bertentangan dengan prinsip manusia yang beragama. Dalam hal ini, moderasi beragama adalah solusi atau jalan tengah dalam menjawab permasalahan konflik tersebut. Saking pentingnya moderasi beragama ini, Pemerintah Indonesia pun mengupayakan integrasi rumusan moderasi beragama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Menariknya, sebelum Pemerintah Indonesia mengintegrasikan rumusan tentang moderasi beragama, Ormas Islam terbesar di Indonesia; yakni Nahdlatul Ulama sudah lebih dulu menjadikan sikap at-tawasuth (sikap tengahtengah) atau tidak ekstrim kiri maupun kanan sebagai pilar ber-NU yakni harakah, fikrah, dan amaliah. Artinya, identitas ber-NU itu -- D U M M Y -- viii Analisis Maqashid Syari’ah terhadap Moderasi Beragama dan Preferensi Politik Warga Nahdliyin (Studi Empiris terhadap Pilkada Serentak 2020) adalah moderat. Di sisi lain, jumlah besar warga NU yang kurang lebih 108 juta orang ini akan sangat potensial untuk membentuk karakter kedamaian bangsa dengan pesan-pesan dan tindakan moderat, bahkan mampu menjembatani distorsi silaturrahim apabila terjadi. Ini lah alasan penting mengapa penelitian ini mesti dilaksanakan. Selanjutnya, persoalan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini, sebagai berikut: Pertama, apa kaitan moderasi beragama terhadap pilkada serentak 2020? Kedua, bagaimana paradigma moderasi beragama perspektif Warga Nahdliyin? Dan ketiga, bagaimana realitas keberagamaan dan preferensi politik warga Nahdliyin dalam menyikapi pilkada serentak 2020? Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa realitas keberagamaan Warga Nahdliyin dalam menyikapi pilkada serantak 2020 masih tetap akan bertahan. Sebab preferensi politik warga Nahdliyin tetap berkomitmen kepada prinsip-prinsip integrasi kebangsaan dan keutuhan NKRI (hifz al-ummah). Meskipun dalam praktiknya pilihan politik Warga NU relatif berbeda-beda, bukan berarti beda pilihan tersebut lantas melegitimasi kekerasan (sikap ekstrim) dalam memaksakan kehendak mereka. Kehidupan warga NU ini tidak terbentuk sendiri, peran serta Kiai/Ulama NU lah yang sangat berperan. Kepemimpinan Kiai ini secara lansung menkonfigurasikan bahwa selama Kiai NU bersikap moderat, maka sikap moderat warga NU akan tetap bertahan.
Jenis Item: | Buku |
---|---|
Subjects: | 2X6 SOSIAL DAN BUDAYA |
Divisions: | Buku |
Pengguna yang mendeposit: | Ms Novita Sari |
Date Deposited: | 18 Oct 2021 11:25 |
Last Modified: | 18 Oct 2021 11:25 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/12341 |
Actions (login required)
View Item |