Hidayat, Muhammad (2021) Keadilan dalam Kewarisan Anak Laki- Laki dan Anak Perempuan : Studi Kasus terhadap Putusan Pengadilan Agama Ujungpandang dan Putusan Pengadilan Agama Medan. Doctoral thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
|
Text
DISETASI MUHAMMAD HIDAYAT-KEADILAN DALAM KEWARISAN ANAK LAKI-LAKI DAN ANAK PEREMPUAN.pdf Download (4MB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini mengkaji tentang Keadilan dalam Kewarisan Anak Laki-Laki dan Anak Perempuan: Studi Kasus terhadap Putusan Pengadilan Agama Ujungpandang dan Putusan Pengadilan Agama Medan. Untuk menjawab permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (a) Bagaimanakah kedudukan anak laki-laki dan anak perempuan dalam hukum waris Islam, (b) Bagaimanakah pembagian yang adil dalam kewarisan anak laki-laki dan anak perempuan menurut hukum waris Islam, dan (c). Bagaimanakah pandangan hukum Islam terhadap putusan Pengadilan Agama di Indonesia yang menetapkan bagian anak laki-laki dan anak perempuan dengan bagian yang sama (1:1). Dari segi jenisnya, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian kepustakaan (library reseach). Sebagai sumber utama dalam penelitian ini adalah Putusan Pengadilan Agama Ujungpandang Nomor: 338/PDT.G/1998/PA.UPG dan Putusan Pengadilan Agama Medan Nomor: 92/PDT.G/2009/PA.MDN. Sedangkan teori yang digunakan untuk menganalisis kedua putusan tersebut adalah teori istinbat hukum, maqasid syari’ah Ibn Qayyim dan metode istislahiah Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (a). anak laki-laki dan anak perempuan mempunyai kedudukan yang sama dalam hukum kewarisan Islam, yaitu sebagai ahli waris dari orangtuanya. Kedudukan perempuan sebagai ahli waris lebih istimewa apabila dibandingkan dengan laki-laki. Keistimewaan tersebut dikarenakan oleh perempuan paling banyak menerima warisan dengan cara furudhul muqaddarah dan juga sebagai ahli waris dengan bagian terbesar dari furudhul muqaddarah. (b) pembagian yang adil dalam kewarisan anak laki-laki dan anak perempuan menurut hukum waris Islam didasarkan pada keseimbangan antara yang diperoleh dengan keperluan dan kegunaan, bukan dibagi sama rata. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang sangat erat (kausalitas) antara kewajiban nafkah bagi laki-laki dengan perolehan bagian yang lebih besar dari pada perempuan jika bersama-sama sebagai ahli waris. Dengan demikian, suatu keadilan bahwa Islam memposisikan perempuan sebagai ahli waris bersama laki-laki karena seluruh nafkahnya ditanggung oleh laki-laki, dan (c) putusan hakim membagi sama rata bagian waris anak laki-laki dan anak perempuan dalam metodologi istinbat hukum Islam tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jenis Item: | Skripsi (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | 2X4 FIQH > 2X4.4 Hukum Waris / Faraid > 2X4.43 Pembagian waris |
Divisions: | Program Pasca Sarjana > Program Doktor > Disertasi Doktor |
Pengguna yang mendeposit: | Ms Nurul Hidayah Siregar |
Date Deposited: | 25 Aug 2021 08:38 |
Last Modified: | 25 Aug 2021 08:38 |
URI: | http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/12166 |
Actions (login required)
View Item |