Sejarah Dan Perkembangan Tradisi Mogang Masyarakat Melayu Di Batu Bara

Khoiruddin, Rudi (2020) Sejarah Dan Perkembangan Tradisi Mogang Masyarakat Melayu Di Batu Bara. Skripsi thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.

[img]
Preview
Text
skripsi rudi final dong 2-digabungkan.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Di indonesia yang menjadi rujukan tradisi mogang adalah dari Aceh yang berawal dari Sultan Iskandar Muda pada abad ke - 17 yang sudah diatur oleh Qanun Meukuta Alam Al Asyi atau undang-undang kerajaan pada masa itu, tradisi ini diberi nama adalah Meugang berasal dari bahasa daerah yang artinya membeli daging, tradisi ini dilakukan oleh Sultan untuk dibagikan kepada masyarakat fakir miskin pada masa itu, Sultan mempunyai hewan ternak yang begitu banyak sehingga seluruh masyarakat yang ada di Aceh dulunya dapat dibagikan merata. Kerajaan mempunyai lembaga resmi untuk mendata seluruh masyarakat yang menengah kebawah supaya diberikan lebih oleh kerajaan. Salah satu daerah di Indonesia yang masih melakukan tradisi mogang ini adalah Kabupaten Batu Bara. Wilayah Batu Bara berasal dari satu pemukiman di pinggir Selat Malaka di muara sungai yang sekarang kita kenal dengan sungai Batu Bara. Sungai ini mengalir jauh dari pedalaman dan merupakan prasarana dan transportasi masyarakat melalui jalur air di desa desa pedalaman menuju desa di muara sungai yang dikenal dengan sungai bagan luar. Letaknya persis di pesisir pantai perbatasan langsung dengan Selat Malaka. Pemukiman ini dikenal masyarakat sebagai pemukiman tua, ditandai dengan ditemukannya makam orang yang berasal dari berbagai etnik di nusantara seperti, makam Syekh Maulana Abdullah asal Bugis ( 1704 ), Pagaruyung dan Aceh. Berdasarkan informasi dari sumber yang kredibel ditengarai bahwa keberadaan makam ini ada sejak awal abad ke 18. Fakta ini member petunjuk bahwa kampong yang terletak persis dibibir pantai Selat Malaka di muara sungai Batu Bara wilayah Tanjung Tiram sekarang telah dihuni Masyarakat sejak abad ke 17 yang lalu. Masuknya Tradisi mogang di Batu Bara dilakukan Sultan Alamuddin pada tahun 1728. Sultan Alamuddin itu membuat perkampungan disini, setelah Sultan Alamuddin mengalahkan Shahjahan panglima Aceh itu, orang orang Aceh yang ada di Batu Bara pergi berpulangan, selain orang orang Aceh, orang orang Siak juga banyak bertempat tinggal disini, setelah itu mereka membuat kampung masing masing, jadi supaya bias berkumpul panglima panglima dari kedatukan Tanah Datar, kedatukan Kuala Tanjung, jadi untuk mengumpulkan masyarakat, panglima, jadi raja ini mengambil kerbau raja, kerbau raja dulu banyak, jadi raja itu menyembelihlah untuk makan masyarakat, panglima serta pihak kerajaan sekalian menyambut bulan puasa dan hari raya

Jenis Item: Skripsi (Skripsi)
Subjects: 2X6 SOSIAL DAN BUDAYA > 2X6.9 Adat istiadat
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial > Sejarah Peradaban Islam > Skripsi
Pengguna yang mendeposit: Ms Novita Sari
Date Deposited: 03 Feb 2021 16:13
Last Modified: 03 Feb 2021 16:13
URI: http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/10721

Actions (login required)

View Item View Item